Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Senin, 15 Oktober 2012

Membentengi umat muslim dari gerakan destruktif bag.3


KRITERIA AJARAN SESAT
Ketetapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang 10 parameter aliran sesat
Aliran dalam keagamaan banyak ragamnya. Hanya saja, apakah yang bersangkutan masuk kategori sesat atau tidak, banyak orang tidak memahaminya. Untuk mendeteksi adanya aliran sesat tersebut, MUI Pusat mengeluarkan 10 parameter (ukuran), yaitu:
1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam
2. Meyakini akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i
3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Qur'an
Dasarnya adalah QS. al-Ma'idah ayat 3,
Artinya, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. al-Maidah, 5: 3)
Al-Qur'an surat al-Hijr ayat 9.
Artinya, "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. al-Hijr, 15 : 9)
4. Mengingkari otentisitas / kebenaran isi al-Qur'an
Allah Ta'ala berfirman,
Artinya, "Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. al-Baqarah, 2 : 2)
Allah Ta'ala juga berfirman,
Artinya, "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. al-Hijr, 15 : 9)
5. Melakukan penafsiran al-Qur'an tidak berdasarkan kaidah tafsir
Dasarnya adalah hadits Nabi:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
Artinya, "Barangsiapa berbicara tentang al-Qur'an tanpa ilmu yang memadai, maka bersiaplah baginya untuk menempati posisinya di neraka." (HR. Tirmidzi & Ahmad)
6. Mengingkari hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam
Dasarnya adalah QS. an-Nisa' ayat 65,
Artinya, "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. an-Nisa',  4 : 65)
7. Melecehkan atau merendahkan para Nabi dan Rasul Allah
Perhatikan QS. at-Taubah ayat 61,
Artinya, "Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih."
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir
Dasarnya al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 40,
Artinya, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari'at
Dasarnya yaitu QS. al-Ma'idah ayat 3,
Artinya, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i
Dasarnya, hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar,
إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا.
Artinya, "Apabila seseorang mengkafirkan temannya, maka ucapan itu benar-benar kembali kepada salah seorang diantara keduanya (yang mengatakan dan yang dikatakan)." (HR. Muslim)
Berikut ini adalah kelompok-kelompok ajaran sesat yang menghancur syari'at Islam, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh MUI;
A. SYI'AH
Adapun ajaran Syi'ah telah memenuhi sepuluh kriteria ajaran sesat itu. Dengan begitu, Syi'ah bukanlah ajaran kebenaran, dan ajaran yang bukan kebenaran bukanlah ajaran Islam. Maka Syi'ah bukanlah bagian dari agama Islam, tetapi agama tersendiri yaitu agama Syi'ah. Mari kita telusuri kesesatannya berikut ini:
1.  Mengingkari salah satu rukun Iman dan rukun Islam
Rukun iman ahlussunnah ada 6 (enam), yaitu:
  1. Iman kepada Allah
  2. Iman kepada malaikat-malaikat-Nya
  3. Iman kepada kitab-kitab-Nya
  4. Iman kepada Rasul-Nya
  5. Iman kepada yaumil akhir / hari kiamat
  6. Iman kepada qadar.
Sementara rukun iman Syi'ah ada 5 (lima), yaitu:
  1. At-Tauhid (Keimanan)
  2. An-Nubuwwah (Kenabian)
  3. Al-Imamah (Kepemimpinan)
  4. Al-Adlu (Keadilan)
  5. Al-Ma'ad (Hari Pembalasan)
Kelompok Syi'ah tidak mengimani kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, qadha dan qadar dari Allah SWT.
Rukun Islam ahlussunnah ada 5 (lima), yaitu:
  1. Syahadatain
  2. Ash-Sholah
  3. Ash-Shoum
  4. Adz-Zakah
  5. Al-Hajj (bagi yang mampu).
Dan rukun Islam Syi'ah juga ada 5 (lima) tapi berbeda, yaitu:
  1. Ash-Sholah
  2. Ash-Shoum
  3. Adz-Zakah
  4. Al-Hajj
  5. Al-Wilayah (Pembelaan terhadap imam Syi'ah)
روى الكليني بسنده عن أبي جعفر قال: بني الإسلام على خمس: على الصلاة و الزكاة و الصوم و الحج و الولاية و لم يناد بشيء كما نودي بالولاية.
Al-Kulaini meriwayatkan dengan sanadnya dari Abi Ja'far dia berkata, "Islam itu dibangun atas 5 dasar, yaitu: Shalat, zakat, shaum, haji dan al-wilayah. Tidak ada yang beliau (Abu Ja'far) tekankan sebagaimana beliau menekankan rukun al-wilayah ini." (Ushuul Al-Kaafie, 2 : 18)
Syahadat Syi'ah berbeda dengan syahadat ahlussunnah. Lafadzh syahadat Syi'ah yaitu: Laa ilaaha illallaah; "Tidak ada tuhan selain Allah" dan syahadat "Bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah" lalu mereka menambahkan lafadzh syahadat: "Bahwasanya Ali adalah wali Allah."
Disebutkan di dalam kitab Syi'ah, Al-Furu' Minal Kaafie 1/34, Tahdziibul Ahkaam 1/82 dan Wasaail Asy-Syii'ah 2/665,
عن أبي بصير عن أبي جعفر قال: …لقنوا موتاكم عند الموت شهادة أن لا إله إلا الله و الولاية.
Dari Abi Bashier dari Abi Ja'far dia berkata, "Talkinkanlah orang yang akan meninggal diantara kalian dengan syahadat laa ilaaha illallaah (Tidak ada tuhan selain Allah) dan al-wilayah (aku bersaksi bahwa Ali adalah Wali Allah)."
Dan dalam kitab Syi'ah Wasa'il asy-Syi'ah 4/1038 ada satu bab:
(باب استحباب الشهادتين و الإقر ار بالأنمة بعد كل صلاة)
Kesimpulan: Mengingkari satu rukun iman/Islam saja sudah sesat, apalagi lebih dari satu. Rukun iman/rukun Islam ahlussunnah tidak sama dengan rukun-rukunnya Syi'ah, maka Syi'ah keluar dari keimanan dan keislaman yang haq.
2. Meyakini atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i
Syi'ah tidak mengikuti aqidah yang benar, sebab tidak meyakini al-Qur'an atau mushaf Utsmani dan menganggap palsu as-Sunnah (hadits) yang diriwayatkan oleh para sahabat.
Disebutkan di dalam kitab Syi'ah,  Al-Hujjah Minal Kaafie /26, hadits no. 1:
ما ادعى أحد من الناس أنه جمع القرآن كله كما أنزل إلا كذاب و ما جمعه و حفظه كما نزله الله تعالى إلا علي بن أبي طالب و الأئمة من بعده.
Artinya, "Tidak ada seorang pun dari umat manusia yang mengaku bahwa dia telah mengumpulkan al-Qur`an sebagaimana yang diturunkan oleh Allah, kecuali dia itu adalah pendusta. Dan tidak ada yang mengumpulkan dan menghafalnya seperti yang diturunkan oleh Allah Ta'ala kecuali Ali bin Abi Thalib dan para imam setelah beliau."
Di dalam kitab Ashlu Asy-Syiiah wa Ushuuliha karangan Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha pada halaman 79 disebutkan,
إن الشيعة لا يعتبرون من السنة [أعني الأحاديث النبوية] إلا ما صح لهم من طريق أهل البيت….أما ما يرويه مثل أبي هريرية و سمرة بن جندب و عمرو بن العاص و نظائرهم فليس لهم عند الإمامية مقدار بعوضة.
Artinya, "Sesungguhnya orang-orang Syi'ah tidak menganggap sunnah (maksudnya hadits-hadits Nabi), kecuali apa-apa yang shahih menurut mereka yang diriwayatkan dari jalan Ahlul Bait… Adapun hadits-hadits yang diriwayatkan seperti oleh Abu Hurairah, Samurah dan Amr bin Ash dan yang semisalnya, maka mereka itu di dalam pandangan Imamiyah (Syi'ah) kecuali hanya seperti nyamuk."
3. Meyakini turunnya wahyu sesudah al-Qur'an
Al-Qur'an bagi ahlussunnah terdiri dari 6236 ayat yang hingga kini tetap terjaga keotentikannya, akan tetapi Syi'ah meyakini turunnya wahyu sesudah al-Qur'an yaitu mushaf Fatimah yang diturunkan kepada Siti Fatimah melalui malaikat Jibril. Mushaf ini berjumlah 17000 ayat (kitab Al-Kafi 1/239) yang masih disembunyikan oleh Imam Mahdinya (Muhammad bin Hasan al-Askari) mulai Ghoybah al-Kubro/bersembunyi di gua Samarro', Iraq pada tahun 329, dimana gua tersebut selalu diziarahi kaum Syi'ah yang memohon agar imam mereka keluar untuk memimpin dunia.
Disebutkan dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah, Ushulu Madzhabis-Syi'ah 2/102:
إن الله تعالى لما قبض نبيه صلى الله عليه وسلم دخل على فاطمة عليها السلام من وفاته من الحزن ما لا يعلمه إلا الله عز وجل فأرسل الله إليها ملكا يسلي غمها و يحدثها فشكت ذلك إلى أمير المؤمنين رضي الله عنه فقال: إذا أحسست بذلك و سمعت الصوت قولي لي فأعلمته بذلك فجعل أمير المؤمنين رضي الله يكتب كل ما سمع حتى أثبت من ذلك مصحفا…أما إنه ليس فيه شيء من الحلال و الحرام و لكن فيه علم ما يكون.
Artinya, "Sesungguhnya tatkala Allah SWT mewafatkan Nabi-Nya saw, maka Fatimah as merasa sedih atas wafatnya beliau tersebut, yang rasa sedihnya tidak ada yang tahu kecuali Allah Azza wa Jalla. Maka Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk menemui Fatimah untuk meringankan rasa sedihnya dan menghiburnya. Maka Fatimah pun mengadukan hal ini kepada amirul mukminin ra, maka dia berkata, "Jika engkau (Fatimah) merasakan kembali hal tersebut dan engkau mendengarkan suara, maka katakanlah kepada aku." Maka Fatimah pun memberitahukan hal tersebut kepada Ali. Maka Ali mulai mencatat semua yang dia dengar (dari Fatimah) sampai menjadi sebuah mushaf…di dalam mushaf Fatimah ini tidak mengandung halal dan haram, akan tetapi berisi tentang ramalan yang akan terjadi."
Di dalam kitab Al-Anwaar An-Nu'maaniyyah, jilid 2/360-362 disebutkan:
قال شيخهم نعمة الله الجزائري إنه قد استفاض في الأخبار أن القرآن كما أنزل لم يؤلفه إلا أمير المؤمنين –إلى أن قال – وهو الآن موجود عند مولانا المهدي رضي الله عنه مع الكتب السماوية و مواريث الأنبياء.
Artinya, "Telah berkata Syaikh mereka yaitu Nikmatullah al-Jazairi bahwasanya telah tersebar kabar bahwa tidak ada yang mampu menyusun al-Qur`an seperti yang diturunkan kecuali amirul mukminin–sampai dia mengucapkan–al-Qur`an tersebut sekarang berada di sisi paduka kami Al-Mahdi ra berikut kitab-kitab samawi lainnya dan peninggalan para nabi."
Kalau menurut Sunni nama Imam Mahdi adalah (Muhammad bin Abdullah al-Mahdi) sesuai dengan yang diriwayatkan dalam hadits.
Nama Imam Mahdi adalah Muhammad, sedangkan nama ayahnya adalah 'Abdullah. Jadi, nama Imam Mahdi dan nama ayahnya sama dengan Rasulullah saw.
Rasulullah saw bersabda,
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى
Artinya, "Dunia ini tidak akan sirna hingga seorang pria dari keluargaku yang namanya sama dengan namaku (yaitu Muhammad) menguasai Arab." (HR. Tirmidzi no. 2230, dari 'Abdullah bin Mas'ud. At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan pula oleh 'Ali, Abu Sa'id, Ummu Salamah, dan Abu Hurairah, status hadits ini hasan shahih. Syaikh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih 5452 [16] bahwa hadits ini hasan)
Maksud dalam hadits diatas bahwa orang tersebut akan menguasai Arab adalah ia akan menguasai non Arab juga. Ath-Thibi mengatakan, "Dalam hadits di atas tidak disebutkan non Arab, namun mereka tetap termasuk dalam hadits tersebut. Jika dikatakan menguasai Arab, maka itu berarti juga menguasai non Arab karena Arab dan non Arab adalah satu kata dan satu tangan." (Lihat 'Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, Abu Thayyib, 11/250, Darul Kutub Al-'Ilmiyyah, Beirut, cetakan kedua, 1415 H)
Begitu pula Nabi saw mengatakan mengenai Imam Mahdi,
مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِى
Artinya, "Dia berasal dari keluargaku. Namanya (yaitu Muhammad) sama dengan namaku. Nama ayahnya (yaitu 'Abdullah) pun sama dengan nama ayahku." (HR. Abu Dawud no. 4282, dari 'Abdullah bin Mas'ud. Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dho'if Sunan Abi Dawud mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

4. Mengingkari otentisitas/kebenaran isi al-Qur'an
Syi'ah meyakini bahwa al-Qur`an Utsmani tidak asli, karena telah dirubah oleh para sahabat. Ahlussunnah berkata bahwa jumlah seluruh ayat di dalam al-Qur`an adalah 6236 ayat, akan tetapi di dalam kitab Syi'ah Al-Kaafie fil Ushuul 2/634 disebutkan:
إن القرآن الذي جاء به جبريل عليه السلام إلى محمد صلى الله عليه وسلم سبعة عشر ألف آية.
Artinya, "Sesungguhnya al-Qur`an yang dibawa oleh malaikat Jibril kepada Muhammad saw adalah berjumlah 17.000 ayat."
Disebutkan di dalam kitab Syi'ah,  Al-Hujjah Minal Kaafie /26, hadits no. 1:
ما ادعى أحد من الناس أنه جمع القرآن كله كما أنزل إلا كذاب و ما جمعه و حفظه كما نزله الله تعالى إلا علي بن أبي طالب و الأئمة من بعده.
Artinya, "Tidak ada seorang pun dari umat manusia yang mengaku bahwa dia telah mengumpulkan al-Qur`an sebagaimana yang diturunkan oleh Allah, kecuali dia itu adalah pendusta. Dan tidak ada yang mengumpulkan dan menghafalnya seperti yang diturunkan oleh Allah Ta'ala kecuali Ali bin Abi Thalib dan para imam setelah beliau."
5.  Melakukan penafsiran al-Qur'an tidak berdasarkan kaidah tafsir
Syi'ah banyak melakukan penafsiran al-Qur'an yang mendukung faham mereka antara lain melecehkan sahabat Nabi saw. Misalnya penulis Tafsir, Al-Qummi (hal. 259) menafsirkan kalimat dalam surat al-Hajj ayat 52,
أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ: يعني أبا بكر وعمر
Artinya, "… Syetanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu: yaitu Abu Bakr dan Umar."
قال دود الجصاص: سمعت أبا عبد الله عليه السلام يقول: و علامات و بالنجم هم يهتدون، قال: النجم رسول الله صلى الله عليه وسلم و العلامات هم الأئمة عليهم السلام.
Dawud al-Jasshas berkata, "Aku pernah mendengar Abu Abdullah as berkata, "Dan dengan tanda-tanda dan dengan bintang, mereka mendapatkan petunjuk. Beliau berkata, "Yang dimaksud dengan bintang adalah Rasulullah saw dan yang dimaksud dengan tanda-tanda adalah para imam as."
6.  Mengingkari hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam
Syi'ah tidak mengakui keabsahan Al-Kutub As-Sittah yaitu Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, Sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Majah sebagai rujukan. Mereka hanya mau menerima hadits jika dirwayatkan oleh Ahlul Bait. Mereka mempunyai kitab tersendiri yaitu Al-Kaafie, At-Tahdziib, Al-Istibshaar dan Man Laa Yahdhuruhul Faqiih. Kitab-kitab ini sulit didapatkan.
Di dalam kitab Ashlu Asy-Syiiah wa Ushuuliha karangan Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha hal. 79 disebutkan,
إن الشيعة لا يعتبرون من السنة [أعني الأحاديث النبوية] إلا ما صح لهم من طريق أهل البيت….أما ما يرويه مثل أبي هريرية و سمرة بن جندب و عمرو بن العاص و نظائرهم فليس لهم عند الإمامية مقدار بعوضة.
Artinya, "Sesungguhnya orang-orang Syi'ah tidak menganggap sunnah (maksudnya hadits-hadits nabi), kecuali apa-apa yang shahih menurut mereka yang diriwayatkan dari jalan Ahlul Bait… Adapun hadits-hadits yang diriwayatkan seperti oleh Abu Hurairah, Samurah dan Amr bin Ash dan yang semisalnya, maka mereka itu di dalam pandangan Imamiyah (Syi'ah) kecuali hanya seperti nyamuk."
7.  Melecehkan atau merendahkan para nabi dan Rasul Allah
Syi'ah beranggapan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih mulia dari para nabi dan rasul. Bahkan Ali pernah menerima lembaran wahyu dari Allah SWT yang Nabi saw saja tidak mengetahui apa isi lembaran tersebut. Juga Syi'ah beranggapan bahwa dakwah Rasulullah saw tidak berhasil sebab setelah beliau wafat, ternyata para sahabat kembali murtad, kecuali hanya 3 orang sahabat saja. Di dalam kitab Ar-Raudhah minal Kaafie 8/245 disebutkan:
كان الناس أهل ردة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ثلاثة: المقداد بن الأسود و أبو ذر الغفاري و سلمان الفارسي.
Artinya, "Adalah para sahabat menjadi murtad setelah wafat Rasulullah saw, kecuali hanya 3 orang sahabat saja, yaitu Al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi."
و كون أئمتنا أفضل من سائر الأنبياء هو الذي لا يرتاب فيه من تتبع أخبارهم عليهم السلام على وجه الإذعان و اليقين.
Artinya, "Adalah para imam kami lebih utama dari semua para nabi yang mana hal ini tidak diragukan lagi bagi orang yang sering menelaah berita atau kabar mereka as dengan cara pasti dan yakin." (Bihaarul Anwaar, karya Al-Majlisi, jilid 26 hal. 297-298)
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul terakhir dan kedudukan imam-imam mereka lebih tinggi dari malaikat dan rasul-rasul Allah
و إن من ضروريات مذهبنا أن لأئمتنا مقاما لا يبلغه ملك مقرب و لا نبي مرسل.
Artinya, "Diantara ajaran penting madzhab kami bahwasanya bagi para imam itu mempunyai kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat yang sangat dekat dan tidak juga oleh nabi yang diutus." (Al-Hukuumah Al-Islaamiyyah karya Khumaini, hal. 52).
9. Mengubah, menambah dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syari'at
Syi'ah mengubah shalat 5 waktu menjadi 3 waktu atau 1 waktu dengan jamak dan qasar tanpa syarat, mengharamkan shalat Jum'at, mewajibkan wuquf/haji ke Karbala Iraq, dan menganjurkan kepada kaum muslimin untuk mengalihkan kiblat ke Karbala Iraq dan tidak menghadap ke Mekah lagi, juga menghapus rukun Islam yang kelima, membolehkan shalat jenazah tanpa berwudlu, mewajibkan shalat sunnah dua hari raya dan shalat gerhana, mengganti ucapan amin dengan ucapan hamdalah, dll.
لقد أوقف الشيعة بسبب الغيبة للمنتظر إقامة صلاة الجمعة كما منعوا إقامة إمام للمسلمين و قالوا: الجمعة و الحكومة لإمام المسلمين و الإمام هو هذا المنتظر.
Artinya, "Syi'ah telah menghentikan ibadah Jum'at karena Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu masih ghaib. Hal ini semakna ketika orang-orang Syi'ah dilarang menunjuk seorang imam bagi kaum muslimin. Mereka berkata, "Shalat Jum'at dan pemerintahan itu bagi imam kaum muslimin, sedangkan imamnya yaitu imam yang sedang ditunggu-tunggu itu." (Ushuulu Madzhabi Asy-Syiiah, 2/386).
وقال أبو عبد الله جعفر: لو أني حدثتكم بفضل زيارته و بفضل قبره لتركتم الحج رأسا و ما حج منكم أحد، ويحك أما علمت أن الله اتخذ كربلاء حرما آمنا مباركا قبل أن يتخذ مكة حرما.
Artinya, "Abu Abdullah Ja'far berkata, "Andai saja saya menceritakan kepada kalian tentang fadhilah (keutamaan) berziarah ke Karbala dan juga fadhilah (keutamaan) kuburan Husein, tentu kalian akan meninggalkan ibadah haji dan tidak akan ada yang pergi haji salah-seorang dari kalian. Celakalah kamu, apakah engkau tidak tahu bahwasanya Allah SWT telah menjadikan Karbala sebagai tanah suci yang aman dan juga diberkahi sebelum Allah SWT menjadikan Mekah sebagai tanah suci." (Bihaarul Anwaar, karya Al-Majlisi, 33/101, dan Kitab Kaamil az-Ziyaarat, hal. 226)
Imam Ridha berkata, "Dan kami membolehkan shalat atas mayat tanpa wudlu, karena dalam shalat tersebut tidak ada rukuk dan sujud, sedang kewajiban wudlu itu hanyalah untuk shalat yang ada rukuk dan sujud." (Fiqih Ja'fari, hal. 46)
"Shalat dua hari raya adalah wajib, begitu juga shalat Kusuf." (Fiqih Ja'fari, hal. 250).
"Shalat Khusuf (gerhana) adalah wajib." (Fiqih Ja'fari, hal. 253)
"…berdasarkan ucapan Imam Shadiq (as), "Jika engkau shalat di belakang seorang imam, lalu ia membaca al-Fatihah dan selesai, maka ucapkanlah, 'alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin'dan janganlah engkau mengucapkan 'aamiin." (Fiqih Ja'fari, hal. 173)
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i
Syi'ah menganggap semua sahabat Nabi murtad kecuali beberapa orang saja, dan Syi'ah berkeyakinan bahwa muslim selain Syi'ah adalah kafir harbi/wajib diperangi dan halal darahnya, juga boleh dibunuh.
Di dalam kitab Ar-Raudhah minal Kaafie karya Al-Kulaini, 8/245 disebutkan:
كان الناس أهل ردة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ثلاثة: المقداد بن الأسود و أبو ذر الغفاري و سلمان الفارسي.
Artinya, "Adalah para sahabat menjadi murtad setelah wafat Rasulullah saw, kecuali hanya 3 orang sahabat saja, yaitu Al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi."
عن داود بن فرقد قال: قلت لأبي عبد الله: ما تقول في الناصب؟ قال حلال الدم، ولكني أتقي عليه فإن قدرت تقلب عليه حائطا أو تغرقه في ماء لكي لا يشهد به فافعل قلت: فما ترى في ماله؟ خذ ما قدرت.
Artinya, "Dari Dawud bin Farqad dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abu Abdullah, "Bagaimana pendapat tuan tentang an-Nashib (orang non Syi'ah)?" Maka dia menjawab, "Halal darahnya (boleh dibunuh). Akan tetapi aku bertaqiyyah dengannya. Kalau engkau mampu menimpakan dinding kepadanya atau engkau menenggelamkannya ke dalam air supaya dia (non Syi'ah) tidak bisa bersaksi atas perbuatanmu ini, maka kerjakanlah." Aku bertanya kembali, "Bagaimana dengan hartanya?" Dia menjawab, "Ambillah apa yang engkau bisa ambil." (Al-Anwaar An-Nu'maaniyyah karya Al-Jazairi, 2/308)
* * * * *
Powered By Blogger

Entri Populer