Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Selasa, 19 Agustus 2014

ucapan alm. munir tentang PRABOWO

yuk kita lihat dan dengar apa kata alm. munir tentang sosok Prabowo, klik bincang-bincang

KEBOHONGAN JOKOWI YANG TERBONGKAR

yuk kita lihat atau tengok sejenak apa saja kebohongannya klik JOKOWI PEMBOHONG

Surat Dari Gaza Palestina : Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 69 Tahun



Islamedia.co - Peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 69 tahun menarik perhatian warga Palestina, salah seorang warga Gaza Palestina menuliskan ucapan selamat atas kemerdekaan Indonesia. Berikut isi surat ucapan Selamatnya:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada junjungan kita, Muhammad SAW.

Keluarga dan saudara kami yang mulia dan tercinta di Indonesia, pada peringatan hari kemerdekaan yang telah dibayar dengan nyawa para syuhada, darah dan tahanan para pejuang.

Para pejuang Bangsa Indonesia sudah merasakan sebagaimana yg saat ini dirasakan bangsa Palestina, seperti pembunuhan dan penghancuran atas tanah dan bangsa kami.

Bangsa Indonesia sudah berjuang dan mengusir penjajah Belanda dgn penuh keberanian dan heroisme persis sebagaimana kami saat ini, para Pejuang Palestina yang berjuang melawan penjajah zionis Israel.

Pemimpin bangsa Indonesia, Soekarno dan Hatta telah berjuang mengusir penjajah dan sekarang di Palestina, bangsa kami dan para pemimpin kami seperti Abul Abd Haniyah, Muhammad Addayf sedang berjuang untuk mengembalikan hak-hak kami yang direnggut penjajah zionis.

Sungguh penjajah itu sudah melakukan kejahatan kemanusiaan yang sangat luar biasa kepada bangsa Indonesia sebagaimana juga yang saat ini dilakukan oleh penjajah zionis kepada bangsa kami di Palestina, terutama di Gaza.


Untuk itu, kita adalah bangsa yang sama-sama telah merasakan hidup sakit dibawah tekanan dan kejahatan penjajah, kami berharap kepada Allah dalam waktu yang dekat, Palestina Merdeka sebagaimana bangsa Indonesia telah Merdeka.Kami melihat dan merasakan sendiri, masyarakat Gaza MENCINTAI bangsa Indonesia di setiap sudut-sudut kota Gaza ada bantuan-bantuan yang sudah sampai kepada kami dari lembaga2 kemanusiaan yang berasal dari Indonesia.

Dan Gaza pada saat bangsa Indonesia sedang memperingati hari kemerdekaannya.Semoga menjadi inspirasi bagi kami (di Gaza) untuk membebaskan Al Quds, Al Aqsha dan Palestina secara keseluruhan.

Salam CINTA dari saudaramu di Gaza, dan juga salam CINTA dari saudara2mu yg masih mendekam di penjara-penjara zionis Israel di Tepi Barat.


Wassalaamu 'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuhu

Salam dari saya,
Fursan Khalifa (Abul Abbas)
Gaza, 16/8/2014

SD Negeri Entrop Papua Usir Siswi yang Menggunakan Jilbab



Islamedia.co - Kasus diskriminasi penggunaan jilbab didunia pendidikan kembali terjadi, kali ini terjadi di Kota Jayapura. Seorang siswi kelas 5 SD Negeri Entrop bernama Faradila diusir dari sekolah hanya karena mengenakan jilbab.

Orang tua siswi tersebut, Iwan menceritakan bahwa pengusiran pertama terjadi pada hari Kamis (14/8/2014) di mana menurut sang anak saat itu wali kelasnya, H. Sirait mengusir sang anak karena mengenakan jilbab. Saat itu juga Faradila langsung pulang. Demikian sebagaimana diberitakan oleh harian Cenderawasih Pos.

Lalu pada Sabtu (16/8/2014) Faradila kembali ditegur untuk tidak mengenakan jilbab dan akhirnya kejadian pengusiran terakhir terjadi pada Senin (18/8/2014) kemarin sekitar pukul 08.00 WIT.

“Awalnya anak saya diusir pada hari Kamis. Saat itu ia langsung disuruh pulang. Saya sendiri tahu ketika disuruh jemput anak saya di depan toko,” kata Iwan.

“Pada hari Sabtu (16/8/2014), Faradila diultimatum untuk Senin (18/8/2014) tidak lagi menggunakan jilbab dan bila melanggar maka diminta untuk segera mengurus surat pindah. Ini disampaikan Wali Kelas dan Kepala Sekolahnya,” jelas Iwan yang dibenarkan anaknya.

Iwan ngotot bahwa sang anak tidak bersalah soal pakaian ini, sebab sekolah tersebut adalah sekolah negeri. Apalagi sang anak sendiri yang memiliki keinginan untuk mengenakan jilbab.
Menurut Iwan kerudung tidak mengganggu proses belajar mengajar.

“Anak saya mulai berkerudung sejak 4 Agustus lalu dan saya tidak pernah meminta anak saya berkerudung, tapi dia yang mau. Nah, kalau akhirnya dilarang oleh sekolah kami juga bingung. Itu aturan dari mana?” tanyanya penuh keheranan.[kabarpapua/im]

Ini Dia 15 Fakta Jokowi Antek PKI Yang Disembunyikan Media



PeduliFakta.Blogspot.com -
Berikut fakta-faktanya :

Pertama, Sampai hari ini Jokowi tidak mampu buktikan keberadaan akte kelahiran, surat nikah asli, kartu keluarga asli dst. Kenapa?

Fakta 2: Nama ayah Jokowi SUDAH TERBUKTI adalah WIDJIATNO, bukan Noto Mihardjo. Widjiatno eks Ketua OPR PKI BOYOLALI

Fakta 3. Sudah TERBUKTI Jokowi dilahirkan di GIRIROTO, NGEMPLAK, BOYOLALI tahub. 1961. Bukan di RS Brayat Minulyo, bukan di Kali Pepe, Solo.

Fakta 4. Sudah terbukti keluarga Jokowi BUKAN Keluarga Miskin. Kakeknya Lurah Kragan. Tuan Tanah, pemilik Huller Kedungredjo, Kragan. 

Fakta 5. Jokowi sengaja sembunyikan adik-adik ayahnya (4 orang) agar tidak dapat dihubungi untuk dapatkan kesaksian mereka tentag Widjiatno & PKI. 

Fakta 6. Widjiatno ayah Jokowi pindah dari Kragan, Karanganyar ke Giriroto, Boyolali tahun 1959 saat menikah dengan aktivis Gerwani Sudjiatmi. 

Fakta 7. BOYOLALI adalah PUSAT kekuatan PKI tahun 1955 - 1965. Satu2nya Kabupaten MERAH di Indonesia. Giriroto Basis PKI Boyolali

Fakta 8. 1 Oktober 1965 pagi buta, 2 jam Letkol Untung umumkan Dewan Revolusi di Jakarta, terjadi pembantaian umat Islam di Giriroto Boyolali.

Fakta 9. Pembalasan umat Islam terhadap PKI Boyolali atau Giriroto, baru terjadi setelah RPKAD+Kodam Siliwangi merebut kembali Kodam Diponegoro. Setelah sebelumnya, selama lebih sebulan, Kodam Diponegoro direbut Tentara Merah PKI. Setelah sebelumnya, selama lebih sebulan, Kodam Diponegoro direbut dan dikuasai Tentara Merah PKI.”

Fakta 10. Setelah Kodam Diponegoro direbut kembali oleh RPKAD dan Pasukan Kodam Siliwangi, baru TNI masuk ke Boyolali Ngemplak Giriroto.

Fakta 11. Saat TNI masuk ke Giriroto, Boyolali, sebagian besar pasuka.n Tentara Merah sudah melarikan diri. Diantaranya keluarga Widjiatno

Fakta 12. Berdasarkan pengakuan para saksi di Tirtoyoso, Manahan Solo, keluarga Widjiatno baru pindah ke Tirtoyoso thn 1971.

fakta 11. Ada missing period (1966-1970) dimana Widjiatno dan keluarganya berada? Sangat Patut Diduga : Dipersembunyiannya.

Fakta12. Ingatlah istilah-istilah populer jaman PKI ini.
1. Revolusi mental, 
2. Gerilya dari pintu ke pintu, 
3. Pekerja Partai, 
4. Pasoepati, dst
Ungkapan-ungkapan yang sering diucapkan Jokowi dan ibunya : ungkapan PKI. Apalagi ketika Jokowi sebutkan ingin bubarkan Babinsa. Itu = usul Aidit. 

Fakta 13. Jokowi sebagai Walikota Solo mendukung penuh operasi intelijen Hendropriono yang menciptakan /rekayasa "Teroris Islam" di Solo. 

Fakta 14. Jokowi saat jadi cawalkot Solo didukung penuh organisasi Cina Komunis Solo : Ho Hap (PMS Surakarta nama resminya).

Fakta 15. Tempat tinggal Jokowi awalnya di Solo di daerah selatan Solo yang dikenal sebagai segitiga PKI (solo-klaten-boyolali). Jika ditarik sedikit keluar, daerah dimana Jokowi tinggal : Solo Selatan, Sukoharjo, Karang Anyar, Sragen, Klaten, Wonogiri: basis PKI. Almarhum Eyang kami adalah mantan Bupati Sukohardjo, warisan catatan mengenai titik-titik atau basis-basis PKI di lingkar selatan tersebut cukup lengkap. Tanpa bermaksud SARA, mayoritas Katolik Solo Selatan, Ngemplak dan Boyolali umumnya eks PKI. Masuk katolik untuk dapat perlindungan gereja.
(TM2000back)

Innalillahi… Terbongkar, di Belakang Jokowi Ada Jenderal-Jenderal Dalang Kerusuhan Mei 1998



Pembicaraan di rumah Fahmi Idris, tokoh senior Golkar yang kemarin menyeberang ke kubu Jokowi-JK demi melawan Prabowo adalah bukti paling kuat yang menghubungkan Benny Moerdani dengan berbagai kerusuhan massa yang sangat marak menjelang akhir Orde Baru karena terbukti terbukanya niat Benny menjatuhkan Soeharto melalui gerakan massa yang berpotensi mengejar orang Cina dan orang Kristen.
Kesaksian Salim Said ini merupakan titik tolak paling penting guna membongkar berbagai kerusuhan yang tidak terungkap seperti Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan 13-14 Mei 1998, yang akan saya bongkar di bawah ini.
Bersama Presiden Soeharto, Benny adalah Penasihat YPPI yang didirikan oleh para mantan tokoh demonstrasi 1966 dengan dukungan Ali Moertopo. Hadir di rumah Fahmi [Idris] pada malam itu para pemimpin demonstrasi 1966 seperti Cosmas Batubara, dr. Abdul Ghafur, Firdaus Wajdi, Suryadi [Ketua PDI yang menyerang Kubu Pro Mega tanggal 27 Juli 1996]; Sofjan Wanandi; Husni Thamrin dan sejumlah tokoh. Topik pembicaraan, situasi politik waktu itu…
Moerdani berbicara mengenai Soeharto yang menurut Menhankam itu, ‘Sudah tua, bahkan sudah pikun, sehingga tidak bisa lagi mengambil keputusan yang baik. Karena itu sudah waktunya diganti’…Benny kemudian berbicara mengenai gerakan massa sebagai jalan untuk menurunkan Soeharto. Firdaus menanggapi, ‘Kalau menggunakan massa, yang pertama dikejar adalah orang Cina dan kemudian kemudian gereja.‘ “
- Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, serangkaian kesaksian, Penerbit Mizan, halaman 316
A. Peristiwa 27 Juli 1996 Adalah Politik Dizalimi Paling Keji Sepanjang Sejarah Indonesia
Selanjutnya bila kita hubungkan kesaksian Salim Said di atas dengan kesaksian RO Tambunan bahwa dua hari sebelum kejadian Megawati sudah mengetahui dari Benny akan terjadi serangan terhadap kantor PDI dan Catatan Rachmawati Soekarnoputri, Membongkar Hubungan Mega dan Orba sebagaimana dimuat Harian Rakyat Merdeka Rabu, 31 Juli 2002 dan Kamis, 1 Agustus 2002.
Maka kita menemukan bukti adanya persekongkolan antara Benny Moerdani yang sakit hati kepada Soeharto karena dicopot dari Pangab (kemudian menjadi menhankam, jabatan tanpa fungsi) dan Megawati untuk menaikkan seseorang dari keluarga Soekarno sebagai lawan tanding Soeharto, kebetulan saat itu hanya Megawati yang mau jadi boneka Benny Moerdani. Sedikit kutipan dari Catatan Rachmawati Soekarnoputri:
Sebelum mendekati Mega, kelompok Benny Moerdani mendekati saya [Rachmawati] terlebih dahulu. Mereka membujuk dan meminta saya tampil memimpin PDI. Permintaan orang dekat dan tangan kanan Soeharto itu jelas saya tolak, bagi saya, PDI itu cuma alat hegemoni Orde Baru yang dibentuk sendiri oleh Soeharto tahun 1973. Coba renungkan untuk apa jadi pemimpin boneka?
Orang-orang PDI yang dekat dengan Benny Moerdani, seperti Soerjadi dan Aberson Marie Sihaloho pun ikut mengajak saya gabung ke PDI. Tetapi tetap saya tolak.”
Dari ketiga catatan di atas kita menemukan nama-nama yang saling terkait dalam Peristiwa 27 Juli 1996, antara lain: Benny Moerdani; Megawati Soekarnoputri; Dr. Soerjadi; Sofjan Wanandi; dan Aberson Marie Sihaloho, dan ini adalah “eureka moment” yang membongkar persekongkolan jahat karena Aberson Marie adalah orang yang pertama kali menyebar pamflet untuk regenerasi kepemimpinan Indonesia dan diganti Megawati, sehingga menimbulkan kecurigaan dari pihak Mabes ABRI.
Dr. Soerjadi adalah orang yang menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum PDI di Kongres Medan (kongres dibiayai Sofjan Wanandi dari CSIS) yang mengumpulkan massa menyerbu kantor PDI dan selama ini dianggap perpanjangan tangan Soeharto ternyata agen ganda bawahan Benny Moerdani, dan tentu saja saat itu Agum Gumelar dan AM Hendropriyono, dua murid Benny Moerdani berada di sisi Megawati atas perintah Benny Moerdani sebagaimana disaksikan Jusuf Wanandi dari CSIS dalam Memoirnya, A Shades of Grey/Membuka Tabir Orde Baru.
Semua fakta ini juga membuktikan bahwa dokumen yang ditemukan pasca ledakan di Tanah Tinggi tanggal 18 Januari 1998 yang mana menyebutkan rencana revolusi dari Benny Moerdani; Megawati; CSIS dan Sofjan-Jusuf Wanandi yang membiayai gerakan PRD adalah dokumen asli dan otentik serta bukan dokumen buatan intelijen untuk mendiskriditkan PRD sebagaimana diklaim oleh Budiman Sejatmiko selama ini.
Ini menjelaskan mengapa Presiden Megawati menolak menyelidiki Peristiwa 27 Juli 1996 sekalipun harus mengeluarkan kalimat pahit kepada anak buahnya seperti “siapa suruh kalian mau ikut saya?” dan justru memberi jabatan sangat tinggi kepada masing-masing: SBY yang memimpin rapat penyerbuan Operasi Naga Merah; Sutiyoso yang komando lapangan penyerbuan Operasi Naga Merah; Agum Gumelar dan Hendropriyono yang pura-pura melawan koleganya.
Megawati melakukan bunuh diri bila menyelidiki kejahatannya sendiri!
Bila dihubungkan dengan grup yang berkumpul di sisi Jokowi, maka sudah jelas bahwa CSIS; PDIP; Budiman Sejatmiko, Agum Gumelar; Hendropriyono; Fahmi Idris; Megawati; Sutiyoso ada di pihak Poros JK mendukung Jokowi-JK demi menghalangi upaya Prabowo naik ke kursi presiden.
B. Kerusuhan Mei 1998, Gerakan Benny Moerdani Menggulung Soeharto; Prabowo; dan Menaikkan Megawati Soekarnoputri ke Kursi Presiden.
Pernahkah anda mendengar kisah Kapten Prabowo melawan usaha kelompok Benny Moerdani dan CSIS mendeislamisasi Indonesia? Ini fakta dan bukan bualan. Banyak buku sejarah yang sudah membahas hal ini, dan salah satunya cerita dari Kopassus di masa kepanglimaan Benny.
Saat Benny menginspeksi ruang kerja perwira bawahan, dia melihat sajadah di kursi dan bertanya “Apa ini?”. Jawab sang perwira, “Sajadah untuk shalat, Komandan.”
Benny membentak, “TNI tidak mengenal ini.”
Benny juga sering mengadakan rapat staf pada saat menjelang ibadah Jumat, sehingga menyulitkan perwira yang mau sholat Jumat.
Hartono Mardjono sebagaimana dikutip Republika tanggal 3 Januari 1997 mengatakan bahwa rekrutan perwira Kopassus sangat diskriminatif terhadap yang beragama Islam, misalnya kalau direkrut 20 orang, 18 di antaranya adalah perwira beragama non Islam dan dua dari Islam.
Penelitian Salim Said juga menemukan hal yang sama bahwa para perwira yang menonjol keislamannya, misalnya mengirim anak ke pesantren kilat pada masa libur atau sering menghadiri pengajian, diperlakukan diskriminatif dan tidak akan mendapat kesempatan sekolah karena sang perwira dianggap fanatik, sehingga sejak saat itu karir militernya suram.
Silakan perhatikan siapa para perwira tinggi beken yang diangkat dan menduduki pos penting pada masa Benny Moerdani menjadi Pangad atau Menhankam seperti Sintong Panjaitan; Try Sutrisno; Wiranto; Rudolf Warouw; Albert Paruntu; AM Hendropriyono; Agum Gumelar; Sutiyoso; Susilo Bambang Yudhoyono; Luhut Panjaitan; Ryamizard Ryacudu; Johny Lumintang; Albert Inkiriwang; Herman Mantiri; Adolf Rajagukguk; Theo Syafei dan lain sebagainya akan terlihat sebuah pola tidak terbantahkan bahwa perwira yang diangkat pada masa Benny Moerdani berkuasa adalah non Islam atau Islam abangan (yang tidak dianggap “fanatik” atau berada dalam golongan “islam santri” menurut versi Benny).
Inilah yang dilawan Prabowo antara lain dengan membentuk ICMI yang sempat dilawan habis-habisan oleh kelompok Benny Moerdani namun tidak berhasil. Tidak heran kelompok status quo dari kalangan perwira Benny Moerdani membenci Prabowo karena Prabowo yang menghancurkan cita-cita mendeislamisasi Indonesia itu.
Mengapa Benny Moerdani dan CSIS mau mendeislamisasi Indonesia?
Karena CSIS didirikan oleh agen CIA, Pater Beek yang awalnya ditempatkan di Indonesia untuk melawan komunis, namun setelah komunis kalah, dia membuat analisa bahwa lawan Amerika berikutnya di Indonesia hanya dua, “Hijau ABRI” dan “Hijau Islam”.
Lalu, Peter Beek menyimpulkan, ABRI bisa dimanfaatkan untuk melawan Islam, maka berdirilah CSIS yang dioperasikan oleh anak didiknya di Kasebul : Sofjan Wanandi, Jusuf Wanandi, Harry Tjan Silalahi ; mewakili ABRI: Ali Moertopo, dan Hoemardani (baca kesaksian George Junus Aditjondro, murid Pater Beek).
Pater Beek yang awalnya ditempatkan di Indonesia untuk melawan komunis namun setelah komunis kalah dia membuat analisa bahwa lawan Amerika berikutnya di Indonesia hanya dua, “Hijau ABRI” dan “Hijau Islam”
Tidak percaya gerakan anti Prabowo di kubu Golkar-PDIP-Hanura-NasDem ada hubungan dengan kelompok anti Islam santri yang dihancurkan Prabowo?
Silakan perhatikan satu per satu nama-nama yang mendukung Jokowi-JK, ada Ryamizard Ryacudu (menantu mantan wapres Try Sutrisno-agen Benny untuk persiapan bila Presiden Soeharto mangkat).
Ada Agum Gumelar-Hendropriyono (dua « malaikat » pelindung/bodyguard Megawati yang disuruh Benny Moerdani); ada Andi Widjajanto (anak Theo Syafeii) ada Fahmi Idris (rumahnya adalah lokasi ketika ide Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 pertama kali dilontarkan Benny Moerdani); ada Luhut Panjaitan; ada Sutiyoso; ada Wiranto dan masih banyak lagi yang lain.
Lho, Wiranto anak buah Benny Moerdani? Benar sekali, bahkan Salim Said dan Jusuf Wanandi mencatat bahwa Wiranto menghadap Benny Moerdani beberapa saat setelah dilantik sebagai KSAD pada Juni 1997. Saat itu Benny memberi pesan sebagai berikut:
Jadi, kau harus tetap di situ sebab kau satu-satunya orang kita di situ. Jangan berbuat salah dan jangan dekat dengan saya sebab kau akan dihabisi Soeharto jika dia tahu.
(Salim Said, halaman 320)
Tentu saja Wiranto membantah dia memiliki hubungan dekat dengan Benny Moerdani, namun kita memiliki cara membuktikan kebohongannya. Pertama, dalam Memoirnya, Jusuf Wanandi menceritakan bahwa pasca jatuhnya Soeharto, Wiranto menerima dari Benny Moerdani daftar nama beberapa perwira yang dinilai sebagai “ABRI Hijau”, dan dalam sebulan semua orang dalam daftar nama tersebut sudah disingkirkan Wiranto.
Ketika dikonfrontir mengenai hal ini, Wiranto mengatakan cerita “daftar nama” adalah bohong. Namun bila kita melihat catatan penting masa setelah Soeharto jatuh maka kita bisa melihat bahwa memang terjadi banyak perwira “hijau” di masa Wiranto yang waktu itu dimutasi dan hal ini sempat menuai protes.
Fakta bahwa Wiranto adalah satu-satunya orang Benny Moerdani yang masih tersisa di sekitar Soeharto menjawab sekali untuk selamanya mengapa Wiranto menjatuhkan semua kesalahan terkait Operasi Setan Gundul kepada Prabowo; mengatakan kepada BJ Habibie bahwa Prabowo mau melakukan kudeta sehingga Prabowo dicopot; dan menceritakan kepada mertua Prabowo, Soeharto bahwa Prabowo dan BJ Habibie bekerja sama menjatuhkan Soeharto, sehingga Prabowo diusir dan dipaksa bercerai dengan Titiek Soeharto. Hal ini sebab Wiranto adalah eksekutor dari rencana Benny Moerdani menjatuhkan karir dan menistakan Prabowo.
Membicarakan “kebejatan” Prabowo tentu tidak lengkap tanpa mengungkit Kerusuhan Mei 1998 yang ditudingkan pada dirinya padahal saat itu jelas-jelas Wiranto sebagai Panglima ABRI pergi ke Malang membawa semua kepala staf angkatan darat, laut dan udara serta menolak permintaan Prabowo untuk mengerahkan pasukan demi mengusir perusuh.
Berdasarkan temuan fakta di atas, bahwa Benny Moerdani mau menjatuhkan Soeharto melalui kerusuhan rasial, dan Wiranto adalah satu-satunya orang Benny di lingkar dalam Soeharto, maka sangat patut diduga Wiranto memang sengaja melarang pasukan keluar dari barak menghalangi kerusuhan sampai marinir berinisiatif keluar kandang.
Selain itu tiga fakta yang menguatkan kesimpulan kelompok Benny Moerdani ada di belakang Kerusuhan Mei 98 adalah sebagai berikut:
1. Menjatuhkan lawan menggunakan “gerakan massa” adalah keahlian Ali Moertopo (guru Benny Moerdani) dan CSIS sejak Peristiwa Malari di mana malari meletus karena provokasi Hariman Siregar, binaan Ali Moertopo (lihat kesaksian Jenderal Soemitro yang dicatat oleh Heru Cahyono dalam buku Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa 15 Januari 74 terbitan Sinar Harapan).
2. Menurut catatan TGPF Kerusuhan Mei 98 penggerak lapangan adalah orang berkarakter militer dan sangat cekatan dalam memprovokasi warga menjarah dan membakar. Ini jelas ciri-ciri orang yang terlatih sebagai intelijen, dan baik Wiranto maupun Prabowo adalah perwira lapangan tipe komando bukan tipe intelijen, dan saat itu hanya Benny Moerdani yang memiliki kemampuan menggerakan kerusuhan skala besar karena dia mewarisi taktik dan jaringan yang dibangun Ali Moertopo (mengenai jaringan yang dibangun Ali Moertopo bisa dibaca di buku Rahasia-Rahasia Ali Moertopo terbitan Tempo-Gramedia).
Lagipula saat kejadian terbukti Benny Moerdani sedang rapat di Bogor dan ada laporan intelijen bahwa orang lapangan saat kerusuhan 27 Juli 1996 dan Mei 98 dilatih di Bogor!!!
3. Alasan Megawati setuju menjadi alat Benny Moerdani padahal saat itu keluarga Soekarno sudah sepakat tidak terjun ke politik dan alasan Benny Moerdani begitu menyayangi Megawati mungkin adalah karena mereka sebenarnya pernah menjadi calon suami istri dan Soekarno sendiri pernah melamar Benny, pahlawan Palangan Irian Jaya itu untuk Megawati, namun kemudian Benny memilih Hartini wanita yang menjadi istrinya sampai Benny meninggal (Salim Said, halaman 329).
Berdasarkan semua fakta dan uraian di atas maka kiranya sudah tidak bisa dibantah bahwa alasan Kelompok Benny Moerdani, dalang Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 ada di belakang Jokowi-JK dengan mengorbankan keutuhan partai masing-masing (PDIP, Hanura, Golkar) untuk melawan Prabowo adalah dendam kesumat yang belum terpuaskan sebab Prabowo menjadi penghalang utama mereka ketika mencoba mendeislamisasi Indonesia. [hudzaifah/Berric Dondarrion/voa-islam.com]

Powered By Blogger

Entri Populer