Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Senin, 15 Oktober 2012

Membentengi umat muslim dari gerakan destruktif bag.4


Perkataan Imam-Imam Sunni tentang Syi'ah
1.  Imam Malik rahimahullah
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال: سمعت أبا عبد الله يقول: قال مالك: الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام.
Al-Khallal meriwayatkan dari Abu Bakar al-Marwazi, katanya, "Saya mendengar Abu Abdullah berkata, bahwa Imam Malik berkata, "Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam." (Al-Khallal/As Sunnah, 2-557)
Begitu pula Ibnu Katsir berkata dalam kaitannya dengan firman Allah surat al-Fath ayat 29,
Artinya, "Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah). Orang-orang yang bersama dengan dia (mukminin) sangat keras terhadap orang-orang kafir, berkasih-sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu rukuk, sujud serta mengharapkan karunia dari Allah dan keridhaan-Nya. Tanda mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat) mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka."
Beliau berkata bahwa dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rafidhah (Syi'ah), yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi saw, adalah Kafir.
Beliau berkata, "Karena mereka ini membenci para sahabat, maka dia adalah kafir berdasarkan ayat ini." Pendapat tersebut disepakati oleh sejumlah ulama'. (Tafsir Ibnu Katsir, 4-219)
Imam Al-Qurthubi berkata, "Sesungguhnya ucapan Imam Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina seorang sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat kaum muslimin." (Tafsir Al-Qurthubi, 16-297)
2. Imam Ahmad rahimahullah
روى الخلال أبو بكر المروذي قال سألت أبا عبدالله عن من يشتم أبا بكر وعمر وعائشة قال ما رآه على الإسلام قال وسمعت أبا عبدالله يقول قال مالك الذي يشتم أصحاب النبي ليس لهم سهم أو قال نصيب في الإسلام .
Al-Khallal meriwayatkan dari Abu Bakar al-Marwazi, ia berkata, "Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah. Jawabnya, "Saya berpendapat bahwa dia bukan orang Islam." (Al-Khallal/As Sunnah, 2-557)
Beliau Al-Khallal juga berkata, "Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya, "Saya mendengar Abu Abdullah berkata, "Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari." (A-Khallal/As Sunnah, 2-558)
Beliau (Al-Khallal) juga berkata:
أخبرنا عبدالله بن أحمد بن حنبل قال سألت أبي عن رجل شتم رجلا من أصحاب النبي فقال ما أراه على الإسلام .
Artinya, "Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada kami, katanya, "Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah-seorang dari sahabat Nabi saw maka beliau menjawab, "Saya berpendapat ia bukan orang Islam." (Al-Khallal/As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab As-Sunnah karya Imam Ahmad hal. 82, disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rafidhah (Syi'ah), "Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari sahabat Muhammad saw dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Miqdad dan Salman. Golongan Rafidhah (Syi'ah) ini sama sekali bukan Islam."
3. Al-Bukhari rahimahullah
قال رحمه الله: ماأبالى صليت خلف الجهمى والرافضى أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
Iman Bukhari berkata, "Bagiku sama saja, apakah aku shalat dibelakang imam yang beraliran Jahm atau Rafidhah (Syi'ah) atau aku shalat di belakang imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit, juga tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka." (Imam Bukhari/Kholqu Af'alil 'Ibad, halaman 125)
4. Al-Faryabi rahimahullah
روى الخلال قال: أخبرنى حرب بن اسماعيل الكرمانى قال: حدثنا موسى بن هارون بن زياد قال: سمعت الفريابى ورجل يسأله عمن شتم أبابكر قال: كافر، قال: فيصلى عليه، قال: لا. وسألته كيف يصنع به وهو يقول لا اله الا الله، قال: لا تمسوه بأيديكم، ارفعوه بالخشب حتى تواروه فى حفرته.
Al-Khallal meriwayatkan, katanya, "Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail al- Karmani, katanya, "Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami, "Saya mendengar Al-Faryaabi dan seseorang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya, "Dia kafir". Lalu ia berkata, "Apakah orang semacam itu boleh dishalatkan jenazahnya?" Jawabnya, "Tidak". Dan aku bertanya pula kepadanya, "Mengenai apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah?" Jawabnya, "Janganlah kamu sentuh jenazahnya dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu turunkan ke liang lahadnya." (Al-Khallal/As Sunnah, 6-566)
5.  Ahmad bin Yunus rahimahullah
Beliau berkata:
لو أن يهوديا ذبح شاة و ذبح رافضي لأكلت ذبيحة اليهودي و لم آكل ذبيحة الرافضي لأنه مرتد عن الإسلام
Artinya, "Sekiranya seorang Yahudi menyembelih seekor binatang dan seorang Rafidhi (Syi'ah) juga menyembelih seekor binatang, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi dan aku tidak mau makan sembelihan si Rafidhi (Syi'ah), sebab dia telah murtad dari Islam." (Ash-Sharim Al-Maslul, hal. 570)
6.  Abu Zur'ah ar-Razi rahimahullah
Beliau berkata:
اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فاعلم أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة.
Artinya, "Bila anda melihat seseorang merendahkan (mencela) salah-seorang sahabat Rasulullah saw, maka ketahuilah bahwa dia adalah 'zindiiq', Karena ucapannya itu berakibat membatalkan al-Qur'an dan as-Sunnah." (Al-Kifayah, hal. 49)
Beliau berkata lagi:
وأن الجهمية كفار ، وأن الرافضة رفضوا الإسلام ، والخوارج مراق .
Artinya, "Dan sesungguhnya orang-orang Jahmiyyah adalah kafir, orang-orang Rafidhah telah meninggalkan agama Islam, dan orang-orang Khawarij keluar (dari Islam)." (Lihat Syarah Usul I'tiqod Ahlussunnah karya Al-Imam Al-Laalakaaiy rahimahullah, hal. 285)
7.  Abdul Qadir al-Baghdadi rahimahullah
Beliau berkata, "Golongan Jarudiyah, Hisyamiyah, Jahmiyah dan Imamiyah adalah golongan yang mengikuti hawa nafsu yang telah mengkafirkan sahabat-sahabat terbaik Nabi, maka menurut kami mereka adalah kafir. Menurut kami mereka tidak boleh dishalatkan dan tidak sah berma'mum shalat di belakang mereka." (Al-Farqu Bainal Firaq, hal. 357)
Beliau selanjutnya berkata, "Mengkafirkan mereka adalah suatu hal yang wajib, sebab mereka menyatakan Allah bersifat Al-Bada'.
و ما رأينا و لا سمعنا بنوع من الكفر إلا وجدنا شعبة منه في مذهب الروافض
Artinya, "Dan kami tidaklah melihat dan mendengar tentang satu jenis bentuk kekufuran kecuali sebagian darinya ada pada madzhab (paham) Rafidhah." (Al-Farqu Bainal-Firoq, hal. 357)
8.  Ibnu Hazm al-Andalusi rahimahullah
Beliau berkata, "Salah-satu pendapat golongan Syi'ah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah, bahwa al-Qur'an sesungguhnya sudah diubah."
Kemudian beliau berkata, "Orang yang berpendapat bahwa al-Qur'an yang ada ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan mendustakan Rasulullah saw." (Al Fashl, 5-40)
فإن الروافض ليسوا من المسلمين إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه و سلم بخمس وعشرين سنة وكان مبدؤها إجابة من خذله الله تعالى لدعوة من كاد الإسلام وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر وهي طوائف أشدهم غلوا
Artinya, "Sesungguhnya Rafidhah bukanlah dari kalangan kaum muslimin, kelompok ini mula-mula muncul 25 tahun setelah Nabi saw wafat. Dan asalnya bermula dari mengikuti dakwah seseorang yang Allah hinakan yang hendak memerangi Islam ('Abdullah bin Saba'). Kelompok ini berjalan (berdasarkan) jalannya orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam dusta dan kufur, dan kelompok tersebut adalah yang paling (ghuluw) ekstrim." (lihat Al-Fishol fil-Milal, 2/213)
9. Abu Hamid al-Ghazali rahimahullah
Imam Ghazali berkata, "Seseorang yang dengan terus-terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu 'anhuma, maka berarti ia telah menentang dan membinasakan ijma' kaum muslimin. Padahal tentang diri mereka (para sahabat) ini terdapat ayat-ayat yang menjanjikan surga kepada mereka dan pujian bagi mereka serta pengukuhan atas kebenaran kehidupan agama mereka, dan keteguhan aqidah mereka serta kelebihan mereka dari manusia-manusia lain."
Kemudian kata beliau, "Bilamana riwayat yang begini banyak telah sampai kepadanya, namun ia tetap berkeyakinan bahwa para sahabat it/emstrongu kafir, maka orang semacam ini adalah kafir karena dia telah mendustakan Rasulullah. Sedangkan orang yang mendustakan satu kata saja dari ucapan beliau, maka menurut ijma' kaum muslimin, orang tersebut adalah kafir." (Fadhaihul Batiniyyah, hal. 149)
10. Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah
Beliau berkata:
نقطع بتكفير غلاة الروافض في قولهم إن الأئمة أفضل من الأنبياء
Artinya, "Kita telah menetapkan kekafiran orang-orang ekstrim Rafidhah (Syi'ah) yang telah berlebihan mengatakan bahwa para imam-imam itu lebih mulia dari pada para Nabi." (lihat Asy-Syifa' bi Ta'riifi Huquuqil-Mushthafa, hal. 2/1078)
Beliau juga berkata, "Kami juga mengkafirkan siapa saja yang mengingkari al-Qur'an, walaupun hanya satu huruf atau menyatakan ada ayat-ayat yang diubah atau ditambah didalamnya, sebagaimana golongan Batiniyah (Syi'ah) dan Syi'ah Ismailiyah." (Ar-Risalah, hal. 325)
11. Al-Fakhrurrrazi rahimahullah
Ar-Razi menyebutkan, bahwa sahabat-sahabatnya dari golongan Asya'irah mengkafirkan golongan Rafidhah (Syi'ah) karena tiga alasan, yaitu
Pertama: Karena mengkafirkan para pemuka kaum muslimin (para sahabat Nabi). Setiap orang yang mengkafirkan seorang muslimin, maka dia yang kafir. Dasarnya adalah sabda Nabi saw, yang artinya, "Barangsiapa berkata kepada saudaranya, "hai kafir", maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya lebih patut sebagai orang kafir". Dengan demikian mereka (golongan Syi'ah) otomatis menjadi kafir.
Kedua: Mereka telah mengkafirkan satu umat (kaum) yang telah ditegaskan oleh Rasulullah sebagai orang-orang terpuji dan memperoleh kehormatan (para sahabat Nabi).
Ketiga: Umat Islam telah Ijma' menghukum kafir siapa saja yang mengkafirkan para tokoh dari kalangan sahabat. (Nihaayatul 'Uquul, hal. 212)
12. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
Beliau berkata, "Barangsiapa beranggapan bahwa al-Qur'an telah dikurangi ayat-ayatnya atau ada yang disembunyikan, atau beranggapan bahwa al-Qur'an mempunyai penafsiran-penafsiran batin, maka gugurlah amal-amal kebaikannya. Dan tidak ada perselisihan pendapat tentang kekafiran orang semacam ini"
"Barangsiapa beranggapan para sahabat Nabi itu murtad setelah wafatnya Rasulullah, kecuali tidak lebih dari sepuluh orang, atau mayoritas dari mereka sebagai orang fasik, maka tidak diragukan lagi, bahwa orang semacam ini adalah kafir. Karena dia telah mendustakan penegasan al-Qur'an yang terdapat di dalam berbagai ayat mengenai keridhoan dan pujian Allah kepada mereka. Bahkan kekafiran orang semacam ini, adakah orang yang meragukannya? Sebab kekafiran orang semacam ini sudah jelas…." (Ash Sharim Al-Maslul, hal. 586-587)
والنصيرية هم من غلاة الرافضة الذين يدعون إلهية علي وهؤلاء أكفر من اليهود والنصارى باتفاق المسلمين
Artinya, "Dan aliran Nushairiyyah adalah dari orang–orang keras (ekstrim) Rafidhah yang mempertuhankan 'Ali radhiyallahu 'anhu dan mereka ini lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani dengan kesepakatan kaum muslimin." (Minhajus Sunnah, 3/262)
13. Syah Abdul Aziz Dahlawi rahimahullah
Sesudah mempelajari sampai tuntas mazhab Itsna 'Asyariyah dari sumber-sumber mereka yang terpercaya, beliau berkata, "Seseorang yang menyimak aqidah mereka yang busuk dan apa yang terkandung didalamnya, niscaya ia tahu bahwa mereka ini sama-sekali tidak berhak sebagai orang Islam dan tampak jelaslah baginya kekafiran mereka." (Mukhtashar At-Tuhfah Al-Itsna Asyariyah, hal. 300)
14. Muhammad bin Ali asy-Syaukani rahimahullah
Perbuatan yang mereka (Syi'ah) lakukan mencakup empat dosa besar, masing-masing dari dosa besar ini merupakan kekafiran yang terang-terangan.
Pertama: Menentang Allah,
Kedua: Menentang Rasulullah,
Ketiga: Menentang syariat Islam yang suci dan upaya mereka untuk melenyapkannya,
Keempat: Mengkafirkan para sahabat yang diridhoi oleh Allah, yang didalam al-Qur'an telah dijelaskan sifat-sifatnya, bahwa mereka orang yang paling keras kepada golongan kuffar, Allah SWT menjadikan golongan kuffar sangat benci kepada mereka. Allah meridhoi mereka dan disamping telah menjadi ketetapan hukum di dalam syari'at Islam yang suci, bahwa barangsiapa mengkafirkan seorang muslim, maka dia telah kafir, sebagaimana tersebut di dalam Bukhari, Muslim dan lain-lainnya. (Asy-Syaukani, Natsrul Jauhar 'ala Hadiitsi Abi Dzar, hal. 15-16)
15. Al-Imam Al-Barbahaary rahimahullah
وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأَهْوَاءَ كَلُّهَا رَدِيَّةٌ تَدْعُوْ كُلُّهَا إِلَى السَّيْفِ أَرْدَؤُهَا وَأَكْفَرُهَا الرَّوَافِضُ وَالْمَعْتَزِلَةُ وَالْجَهْمِيَّةُ.
Artinya, "Ketahuilah, sesungguhnya 'hawa nafsu' (pemahaman sesat) seluruhnya jelek. Ia seluruhnya mengajak pada pedang (pertumpahan darah). Dan yang paling jelek dan paling kafirnya adalah Syi'ah Rafidhah, Mu'tazilah dan Jahmiyyah." (lihat Syarhus-Sunnah, no. 146 hal. 119 terbitan Darus Salaf)
16. Para Ulama Sebelah Timur Sungai Jaihun
Al-Alusi (seorang penulis tafsir) berkata, "Sebagian besar ulama di sebelah timur sungai ini menyatakan kekafiran golongan Itsna Asyariyah dan menetapkan halalnya darah mereka, harta mereka dan menjadikan wanita mereka menjadi budak, sebab mereka ini mencela sahabat Nabi saw, terutama Abu Bakar dan Umar, yang menjadi telinga dan mata Rasulullah saw, mengingkari kekhilafahan Abu Bakar, menuduh Aisyah ummul mukminin berbuat zina, padahal Allah sendiri menyatakan kesuciannya, melebihkan Ali r.a. dari rasul-rasul Ulul Azmi. Sebagian mereka melebihkannya dari Rasulullah saw dan mengingkari terpeliharanya al-Qur'an dari kekurangan dan tambahan." (Nahjus Salaamah, hal. 29-30)
17. Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah
الرافضة كفار وثنيون يعبدون آل البيت
Artinya, "Orang-orang Rafidhah adalah kafir pemuja berhala, mereka menyembah ahlul-bait." (Fatawa Al-Lajnah ad-Daaimah, 2/370)
Demikian telah kami sampaikan fatwa-fatwa dari para Imam dan para Ulama' yang dengan tegas mengkafirkan golongan Syi'ah yang telah mencaci-maki dan mengkafirkan para sahabat serta menuduh ummul-mukminin 'Aisyah berbuat serong, dan berkeyakinan bahwa al-Qur'an yang ada sekarang ini tidak orisinil lagi (mukharraf), serta mendudukkan imam-imam mereka lebih tinggi (afdhal) dari para Rasul. Semoga fatwa-fatwa tersebut dapat membantu pembaca dalam mengambil sikap tegas terhadap golongan Syi'ah.
"Yaa Allah tunjukkanlah pada kami bahwa yang benar itu benar dan jadikanlah kami sebagai pengikutnya, dan tunjukkanlah pada kami bahwa yang bathil itu bathil dan jadikanlah kami sebagai orang yang menjauhinya."
Persamaan Agama Yahudi dan Agama Syi'ah
قالَت الشيْعَةُ لا تَصْلُحُ الإمامةُ إلاَّ فِيْ وُلْدِ علِيٍّ.و قالت اليهودُ لا يَصْلُحُ الملكُ إلاَّ في آلِ داود.
Syi'ah berpendapat, "Tidak sah imamah/kepemimpinan kecuali pada keturunan Ali." Dan kaum Yahudi berpendapat, "Tidak sah imamah/kepemimpinan kecuali pada keturunan Daud." (Minhaj As-Sunnah, 3/269)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Orang-orang Yahudi berkata bahwa tidak boleh kekuasaan itu dipegang oleh selain keturunan Dawud. Demikian pula, kaum Rafidhah/Syi'ah. Mereka mengatakan bahwa tidak boleh imamah/kepemimpinan umat ini dipegang oleh selain keturunan Ali."
Orang Yahudi berkata bahwa tidak ada jihad fi sabilillah kecuali setelah keluarnya al-Masih ad-Dajjal dan diturunkan pedang. Kaum Rafidhah pun mengatakan bahwa tidak ada jihad fi sabilillah kecuali setelah keluarnya Imam Mahdi dan terdengar seruan dari langit.
Orang-orang Yahudi mengakhirkan sholat hingga bintang-bintang tampak, maka begitu pula Rafidhah mengakhirkan sholat Maghrib hingga bintang-bintang tampak. Padahal di dalam hadits ditegaskan, "Umatku akan senantiasa berada di atas fithrah selama mereka tidak mengakhirkan shalat Maghrib hingga tampaknya bintang-bintang." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, di dalam Zawa'id disebutkan bahwa sanadnya hasan)
Orang-orang Yahudi menyelewengkan ayat-ayat Taurat. Begitu pula kaum Rafidhah menyelewengkan ayat-ayat al-Qur'an. Yahudi memandang tidak dituntunkan mengusap khuf. Begitu pula Rafidhah memandang hal itu tidak diajarkan.
Orang Yahudi membenci Jibril, mereka mengatakan, "Jibril adalah musuh kami dari kalangan malaikat." Begitu pula  Rafidhah, mereka mengatakan, "Jibril salah menyampaikan wahyu kepada Muhammad." (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyah, dikutip dari Min 'Aqa'id asy-Syi'ah, hal. 23-24)
Kekafiran dan kesyirikan dalam kitab suci agama Syi'ah
Dalam kitab suci mereka yang ditulis oleh orang yang dikatakan setingkat dengan Imam al-Bukhari atau imam asy-Syafi'i yaitu Ayatullah Kulainy pada sekitar abad ke-4H, terdapat 17 doktrin yang ada pada agama Syi'ah, yaitu:
1.      Dunia dan segala isinya adalah milik imam Syi'ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa saja yang dikehendaki dan akan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki. (Ushulul Kaafi, hal. 259, Al-Kulainy, cet. India)
2.      Ali bin Abi Thalib diklaim sebagai imam Syi'ah yang pertama dinyatakan sebagai zat yang pertama dan yang terakhir, yang dzahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam QS. al-Hadiid, 57: 3. (Rijaalul Kashi, hal. 138)
3.      Para imam Syi'ah merupakan wajah Allah, mata Allah, dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah. (Ushulul Kaafi, hal. 83)
4.      Amirul mu'minin Ali bin Abi Thalib dikatakan sebagai wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang terjadi dahulu dan yang ghaib. (Ushulul Kaafi, hal. 84)
5.      Keinginan imam Syi'ah adalah keinginan Allah juga. (Ushulul Kaafi, hal. 278)
6.      Para imam Syi'ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam. (Ushulul Kaafi, hal. 158)
7.      Para imam Syi'ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal yang ghaib sebagaimana yang Allah ketahui. (Ushulul Kaafi, hal. 193)
8.      Allah itu bersifat bada' yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi, akan tetapi imam Syi'ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi. (Ushulul Kaafi, hal. 40)
9.      Imam Syi'ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para Imam Syi'ah bersifat ma'sum yaitu bersih dari segala kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat dosa. Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi'ah, tidak boleh mengingkarinya, dan mereka menjadi hujjah (argumentasi kebenaran) Allah atas langit dan bumi. (Ushulul Kaafi, hal. 165)
10.  Para imam Syi'ah sama dengan Rasulullah (ibid)
11.  Yang dimaksud dengan para imam Syi'ah yaitu Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hasan bin Ali, dan Muhammad bin Ali. (Ushulul Kaafi, hal. 109)
12.  Al-Qur'an yang sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah. (Ushulul Kaafi, hal. 670)
13.  Menurut Syi'ah, al-Qur'an yang dibawa Jibril kepada nabi Muhammad berjumlah 17ribu ayat, namun yang tersisa sekarang tinggal 6660 ayat. (Ushulul Kaafi, hal. 671)
14.  Syi'ah menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Muawwiyah, 'Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi dam merupakan musuh-musuh Allah. Siapa saja yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya, dan imam-imam Syi'ah. (Haqqul Yaqin, hal. 519 oleh Muhammad Baqir al-Majlisi)
15.  Menghalalkan nikah mut'ah, bahkan menurut doktrin Syi'ah—orang yang melakukan kawin mut'ah sebanyak 4 kali maka derajatnya sama dengan Rasulullah saw. Inilah perkataan seorang imam syi'ah yang bernama Fathullah Kasyani menyebutkan dalam kiab tafsirnya yang dikatakannya dari Rasulullah saw:
 من تمتع مرة كانت درجته كدرجة الحسين، ومن تمتع مرتين فدرجته كدرجة الحسن، ومن تمتع ثلاث مرات كانت درجته كدرجة علي بن أبي طالب، ومن تمتع أربع مرات فدرجته كدرجتي. 
"Siapa yang pernah melakukan mut'ah sekali, maka derajatnya sama dengan Husain, siapa yang pernah melakukan mut'ah dua kali derajatnya sama dengan derajat Hasan, barang siapa pernah melakukan mut'ah tiga kali derajatnya sama dengan derajat Ali bin Abi Thalib,dan barangsiapa pernah mut'ah empat kali maka derajatnya sama dengan aku." (Tafsir Minhajush Shodiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani)
16.  Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Mereka berkata bahwa Imam Ja'far berkata kepada temannya, "Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka maka kembalikan kepadaku." (Al-Istibshar III, hal. 136, oleh Abu Ja'far Muhammad Hasan al-Thusi)
17.  Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang ada di dekat kuburan Rasulullah, lalu setelah dibangkitkan maka kedua orang ini akan disalib. (Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir al-Majlisi)
Patut diketahui bahwa ke-17 doktrin tersebut sama tingkatannya seperti kitab-kitab shahih rujukan kaum muslim, semisal kitab hadits Imam Bukhari, imam Muslim, Nasa'i, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hanbal.
Dan ada yang mengatakan bahwa Kesesatan Syi'ah yang acapkali mengaku-aku merupakan bagian dari Islam, diantaranya yaitu:
1.      Kaum Syi'ah sering memutar-balikkan ayat-ayat al-Qur'an dan hadits, merubahnya, bahkan merendahkannya.
2.      Kaum Syi'ah mengatakan bahwa tidak ada jihad di jalan Allah hingga Imam Mahdi atau imam ke-12 mereka keluar dan ada yang mengomandokan dari langit.
3.      Kaum Syi'ah mengatakan bahwa malaikat Jibril sudah melakukan kekeliruan dalam penyampaian wahyu yang menurut mereka seharusnya wahyu itu sampai kepada Ali ra.
4.      Kaum Syi'ah melakukan nikah mut'ah.
5.      Kaum Syi'ah tidak berpendapat dibolehkannya mengusap khuff (ujung sepatu) di saat berwudhu.
6.      Kaum Syi'ah mengakhirkan sholat hingga munculnya bintang.
7.      Kaum Syi'ah selalu mengkafirkan dan menghalalkan darah serta harta orang-orang di luar sekte mereka.
8.      Kaum Syi'ah mengatakan bahwa orang-orang di luar golongan mereka adalah murtad dan sama-sekali tidak memperoleh bagian Islam sedikitpun.
Salah-satu akidah yang ditawarkan sekte Syi'ah dan yang paling digemari oleh para pengikutnya, terutama dari kalangan pemudanya adalah nikah mut'ah atau kawin kontrak. Perkawinan jenis ini terjadi berdasarkan bilangan waktu yang terlebih dahulu disebutkan, misalnya untuk jangka waktu satu minggu atau satu bulan. Golongan sesat Syi'ah berpendapat bahwa anak yang dilahirkan oleh perkawinan mut'ah jauh lebih memiliki keutamaan ketimbang yang dilahirkan melalui istri yang tetap.
Dalam bukunya yang berjudul Minhaaj ash-Shodiqiin, Fathullah al-Qaasimii menuliskan bahwa barangsiapa yang keluar dari dunia ini (wafat) dan ia belum melakukan nikah mut'ah, niscaya ia akan datang pada hari kiamat dengan hidung yang terpotong. Lalu pada hal. 356 pada buku yang sama, Al-Qaasimi juga menuliskan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa yang nikah mut'ah satu kali saja maka derajatnya seperti derajat Husain. Barangsiapa yang nikah mut'ah dua kali maka derajatnya seperti derajat Hasan. Barangsiapa yang nikah mut'ah tiga kali maka derajatnya seperti derajat Ali bin Abi Thalib. Dan barangsiapa yang nikah mut'ah sampai empat kali maka niscaya derajatnya seperti derajatku (Rasulullah)."
Senada dengan hadits tentang keutamaan nikah mut'ah yang mereka agungkan itu, disebutkan pula bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Barangsiapa melakukan nikah mut'ah satu kali maka ia telah selamat dari murka Allah Yang Maha Perkasa. Barangsiapa melakukannya dua kali maka akan dikumplkan dengan orang-orang sholih. Dan barangsiapa melakukannya tiga kali maka ia akan berdesak denganku (Rasulullah) di surga-surga."
Syaikh Abdullah bin Jibrin menyampaikan bahwa nikah mut'ah yang dianut oleh sekte Syi'ah merupakan penyelewengan mereka terhadap dalil yang ada dalam firman Allah Ta'ala,
Artinya, "Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki. (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. an-Nisa', 4 : 24)
Berbeda Tuhan dan Nabinya orang Syi'ah dengan orang Islam
Imam Syi'ah yang bernama Ni'matullah Al-Jazairi berkata,
إنا لانجتمع معهم-أي أهل السنة – على إله,ولا على نبي,ولا على إمام , وذلك أنهم يقولون:إن ربهم هو الذي كان محمد نبيه وخليفته من بعده أبو بكر. ونحن لانقول بهذا الرب ولا بذلك النبي,بل نقول:إن الرب الذي خليفة نبيه أبو بكر ليس ربنا ولا ذلك النبي نبينا.
Artinya, "Kami tidak mau bersatu dengan mereka (kaum ahlussunnah wal jama'ah) pada Tuhan yang sama dan Nabi yang sama dan Imam yang sama. Karena mereka berkata, "Sungguh Tuhan mereka ialah yang menjadikan Muhammad saw sebagai Nabinya dan Abu Bakar sebagai khalifah sesudahnya. Sedangkan kami tidak mengatakan (mengakui) Tuhan seperti itu dan Nabi semacam itu, akan tetapi kami mengatakan, "Sesungguhnya Tuhan Nabinya khalifah Abu Bakar bukanlah Tuhan kami dan tidak pula nabinya Abu Bakar adalah Nabi kami." (Kitab Al-Anwar an-Nu'maniyah, 2/278)
Sikap ahlussunnah terhadap Syi'ah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ: " إِنَّ اللَّهَ اخْتَارَنِي ، وَاخْتَارَ أَصْحَابِي ، فَجَعَلَهُمْ أَصْهَارِي ، وَجَع َلَهُمْ أَنْصَارِي ، وَإِنَّهُ سَيَجِيءُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ يَنْتَقِصُونَهُمْ ، أَلا فَلا تُنَاكِحُوهُمْ ، أَلا فَلا تَنْكِحُوا إِلَيْهِمْ ، أَلا فَلا تُصَلُّوا مَعَهُمْ ، أَلا فَلا تُصَلُّوا عَلَيْهِمْ ، عَلَيْهِمْ حَلَّتِ اللَّعْنَةُ " .
Artinya, "Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memilih aku dan memilihkan bagiku sahabat-sahabatku. Maka Allah telah menjadikan mereka sebagai pembela-pembelaku dan menjadikan mereka sebagai mertua-mertuaku dan menantu-menantuku. Kemudian kelak akan muncul satu golongan yang membenci (memusuhi) mereka (para sahabat). Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka janganlah makan dan minum bersama mereka dan janganlah kalian kawin dengan mereka dan janganlah kalian shalat dengan mereka, selanjutnya laknat Allah akan menimpa mereka." (HR. Al-Baihaqi, Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Al-Kifayah fi 'Ilmi ar-Riwayah, No. Hadits: 53)
عن عُوَيْمِ بْنِ سَاعِدَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى اخْتَارَنِي، وَاخْتَارَ لِي أَصْحَابًا، فَجَعَلَ لِي مِنْهُمْ وُزَرَاءَ وَأَنْصَارًا وَأَصْهَارًا، فَمَنْ سَبَّهُمْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ، وَالْمَلَائِكَةِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يقْبَلُ الله مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفا وَلَا عَدْلا.
Artinya, "Dari Uwaim bin Sa'idah radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah memilih diriku, lalu memilih untukku para sahabat dan menjadikan mereka sebagai pendamping dan penolong. Maka siapa yang mencela mereka, atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta'ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah." (Abu Nu'aim dalam Ma'rifatus Shahabah, 3/1745 No. 4424, dan At-Thabrani dalam Mu'jam al-Ausath, 1/272 No. 456, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 4/68 No. 2735)
Powered By Blogger

Entri Populer