Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Kamis, 18 April 2013

Adab Membaca Al-Qur’an



AL-QUR’AN adalah firman Allah yang muncul dari zat-Nya dalam bentuk perkataan yang tidak dapat digambarkan. Diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu dan orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Alquran adalah firman Allah, bukan ciptaan-Nya, barang siapa mendengarnya dan menganggap sebagai perkataan manusia, maka ia telah kafir.
Namun kita sebagai orang Mukmin, orang yang mengimani Al-Qur’an, sejauh manakah kita sering membaca Al-Qur’an? Jangan sampai karena kesibukan dan banyaknya kegiatan menjadikan kita lupa untuk membaca dan mentadabburi Al-Qur’an. Karena sesungguhnya ketenangan dan ketentraman dapat diperoleh dari Al-Qur’an.
Hal ini berdasarkan firman Alloh, “Ingatlah hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tentram.” (Qs. ar-Ra’d: 28)
Lalu ketika kita membaca Al-Qur’an, sudahkah kita beretika baik terhadapnya? Dalam Islam, ketika kita membaca Al-Qur’an, maka kita perlu memperhatikan adab-adab untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an. Adapun adab-adab dalam mebaca Al-Qur’an diantaranya adalah :
  1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.
    Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
  2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.
    Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan). Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Qur’an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rasulullah SAW. telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatamkan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.
  3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.
    Alloh SWT. menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.
  4. Membaguskan suara ketika membacanya.
    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.
  5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
    Alloh SWT. berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
    Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.
    Rasulullah SAW. bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim). Wallohu a’lam.[abuhudzaifahyusuf/muslimorid]

By Neng Siti on November 12, 2012



Jauhilah Gaya Hidup Orang Kafir

  هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين ا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا أما بعد : فإنّ أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدى هدى النبي ; وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالةفي النار
Kaum muslimin rahimakumullahu …
Pada kesempatan yang penuh barakah ini, kami wasiatkan kepada diri kami sendiri juga kepada segenap jama’ah kaum muslimin, agar senantiasa bertaqwa kepada Alloh. Marilah kita mengindahkan perintah Alloh dan Rasul-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauh dari segala larangan-Nya, karena semua itu merupakan urgensi dari ketaqwaan. Dengan ketaqwaan, Alloh akan memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat; di dunia memperoleh kebahagiaan walaupun hidup sederhana, di akhirat memperoleh warisan surga.
Sebagaimana Alloh berfirman:
Itulah surga yang akan Kami wariskan pada hamba-hamba Kami yang bertaqwa (QS. Maryam [19]: 3)
Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullahu
Alloh telah memberikan berbagai macam nikmat kepada seluruh makhluk di alam ini terutama kepada hamba-Nya yang berimana, maka hendaknya kita bersyukur pada Alloh atas semua nikmat tersebut.
Alloh berfirman:
Jikalau kalian mencoba menghitung nikmat-Ku niscaya kalian tidak mampu menghitungnya. (QS. An-Nahl [16]: 18).
Seandainya lautan di alam dunia ini menjadi tinta, pohon-pohon di permukaan bumi ini dijadikan pena-Nya untuk mencatat nikmat-nikmat Alloh Ta’ala, maka takkan cukup untuk mencatatnya.
Dan merupakan nikmat yang paling besar yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah nikmat Iman dan Islam. Dengan keimanan, seorang dapat mencapai ridha Alloh Ta’ala.
Di dalam diri seseorang, keimanan itu dapat berubah-ubah terkadang meningkat, terkadang merosot. Dengan melakukan amalan shalih dan menjalankan perintah Alloh, keimanan kita bisa meningkat. Dan dengan pelanggaran syari’at dan berbuat maksiat, keimanan seseorang bisa merosot.
Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad yang hasan, lihat as-Shahihah 1585:
إِنّ اْلإِيْمَانَ لَيَخْلُقُ كَمَا يَخْلُقُ ثَوْبُ أَحَدِكُمْ فَاسْأَلُوْا اللهَ أَنْ يُجَدّدَ اْلإِيْمَانَ فِي قُلُوْبِكُمْ
Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang bagaikan baju yang berubah usang. Karena itu mintalah kepada Alloh agar Dia memperbaharui iman dalam hati kalian.
Selain nikmat iman, yang Alloh berikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah Alloh Ta’ala memberikan nikmat Islam. Dan agama Islam merupakan agama diridhai.
Alloh Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya.
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Alloh hanyalah Islam. (QS. Ali Imran [3]: 19).
Dan sungguh termasuk orang-orang yang merugi siapa pun yang mencari agama selain Islam. Sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman:
Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imran [3]: 85).
Kaum muslimin rahimaniy warahimakumullahu ….
Perlu kita sadari bahwa karena kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan keimanan telah merusak moral kaum muslimin. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mestinya menjadi pegangan telah ditinggalkan oleh sebagian besar saudara kita, sebagai gantinya mereka rame-rame menghadapkan wajah dan pikirannya kepada orang-orang barat yang pada umumnya mereka adalah orang-orang kafir.
Islam mendapat tantangan dari berbagai pihak, Yahudi dan Nasrani yang dari awal diutusnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam sudah menyatakan permusuhan kepada Islam, semakin gencar merusak sendi-sendi Islam, sehingga tidak sedikit umat Islam yang tidak tahu akan aqidahnya sendiri. Sebagaimana yang digambarkan dalam al-qur’an.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al-Baqarah [2]: 120)
Mereka mamasukkan gaya hidup mereka yang rusak dan keropos ke dalam tatanan hidup kaum muslimin yang indah nan damai ini. Dengan propaganda yang bertubi-tubi mereka tanamkan dogma bahwa ajaran Islam ini sudah kuno tak layak untuk direalisasikan di zaman modern ini.
Dan realita yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan kaum muslimin telah mencontoh kehidupan orang-orang kafir.
Atas dasar itulah, saya sebagai khatib berpesan kepada kaum muslimin seluruhnya agar berhati-hati terhadap pemikiran orang kafir dan jauhilah gaya hidup mereka dengan mengikuti gaya hidupnya berarti telah bersikap loyal terhadap mereka. Sedangkan berloyalitas kepada orang kafir hukumnya haram. Sebagaimana firman Alloh melarang dalam al-Qur’an.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka, sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. Al-Maidah [5]: 51).
Dan termasuk pokok-pokok aqidah Islam adalah wajib bagi setiap muslim untuk berloyalitas kepada sesamanya dan memusuhi orang-orang kafir. Maka hendaknya ia mencintai ahli tauhid dengan penuh keikhlasan dan memberikan wala’ (kasih sayang) kepada mereka. Hendaknya membenci ahli syirik dan menegakkan pilar permusuhan terhadap mereka. Dan inilah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihi salam dan ummatnya. Kita diperintah untuk mencontoh mereka. Sebagaimana Alloh berfirman dalam Al-Qur’an.
Sesungguhnya telah ada suri tauladan bagimu pada Ibrahim dan orang yang bersama degan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh. Kami ingkari (kekafiranmu) dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja. “Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Alloh.” Ibrahim berkata: “Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 4).
Bahkan Alloh Ta’ala melarang orang-orang mu’min berloyalitas terhadap orang kafir walaupun mereka itu orang yang paling dekat. Sebagaimana Alloh telah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka-mereka itulah orang-orang yang zhalim. (QS. At-Taubah [9]: 23).
Alloh dengan tegas melarang kita bersikap loyal terhadap orang kafir. Diantara bentuk loyalitas adalah meniru gaya hidup mereka seperti mencukur jenggot, memanjangkan kumis, ikut serta dalam perayaan mereka semisal perayaan natal, valentine, dan hari raya lain yang bukan hari raya Iedul fithri dan Idul Adha, semua itu merupakan tasyabbuh terhadap mereka.
Padahal Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
مَنْ تَشَبّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut. (HR. Tirmdizi dan Abu Dawud, dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaul Ghalil: Hasan Shahih 1269)
Berkata Syaikh al-Fauzan: “Maka Alloh Ta’ala telah melarang berloyalitas terhadap Yaghudi dan Nasrani dan hal tersebut mencakup cinta kepada mereka dalam hati, menolong mereka, membela mereka, berbuat baik dan senang kepada mereka, semua itu termasuk wala’ atau loyalitas terhadap mereka.”
Maka, kita melihat hadits Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dan perkataan para ulama menunjukkan haramnya berloyalitas kepada orang yang-orang yang kafir dalam bentuk apapun lantara mereka telah mengingkari kebenaran dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Alloh berfirman dalam surat al-Mumtahanah ayat pertama yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Nabi Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir rasul da mengusir kamu karena kamu beriman kepada Alloh, Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari ridha-Ku (jangan kamu berbuat demikian), kamu beritakan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.
Dengan demikian, berloyalitas terhadap orang kafir –mencakup gaya hidup mereka dan menyerupai ciri khas mereka- hukumnya haram. Maka sepatutnya bagi kaum muslimin untuk merealisasikan pokok-pokok Islam, di antaranya ialah memberikan wala’ (loyalitas) kepada sesama muslim dan bara’ (membenci dan memusuhi) orang-orang kafir.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ

Khutbah Kedua
Kaum muslimin rahimakumullahu …
Setelah kita mengetahui uraian pada khutbah pertama, mungkin muncul pertanyaan di benak kita: Kapankah seorang dikatakan berloyalitas kepada orang kafir?
Alangkah baiknya jika kita mengupas, kapan seorang dikatakan berloyalitas terhadap orang kafir. Seorang muslim dikatakan loyal kepada orang kafir jika
1) Menyerupai mereka dalam hal berpakaian dan berbiacara
Sebagaimana Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من تشبّه بقوم فهو منهم
Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut.
2) Tinggal di negara kafir dan tidak pindah ke negara kaum muslimin untuk menghindar dari agama mereka.
Hijrah dari negara orang kafir merupakan kewajiban, kecuali jika tinggalnya di sana untuk berdakwah atau urusan yang dibenarkan syariat.
3) Safar ke negara mereka dengan tujuan berekreasi
Safar ke negara orang kafir adalah haram kecuali dalam keadaan darurat seperti berobat dan belajar ilmu yang tidak mungkin terpenuhi kecuali harus safar ke negeri mereka. Maka hal ini diperbolehkan sesuai kadar kebutuhannya. Kalau sekiranya ia telah selesai, maka wajib untuk kembali ke negeri kaum muslimin.
4) Membantu mereka untuk mengalahkan kaum muslimin, jika memuji serta membela kaum kafir.
Dan ini merupakan salah satu pembatal Islam dan sebab-sebab kemurtadan. Kita berlindung kepada Alloh dari hal tersebut.
5. Menjadikan mereka teman dekat dan penasehat.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) madharat bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Ali Imran [3]: 118).
6. Menggunakan kalender mereka, khususnya tanggal yang berkaitan tentang hari raya mereka.
7. Ikut serta dalam merayakan hari raya mereka dan membantu dalam pelaksanaannya serta mengucapkan selamat kepada mereka.
8. Memuji mereka karena keberhasilan dalam bidang teknologi dan merasa kagum dengan akhlaq dan kemahiran mereka tanpa melihat aqidah mereka yang batil dan agama mereka yang rusak.
Sebagaimana Alloh berfirman:
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Rabbmu adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Thaha [2]: 131).
9) Memberikan nama dengan nama-nama mereka.
10) Memohonkan ampun atas mereka dan mengucapkan “Rahimakumullahu” kepada mereka.
Tiadakah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. (QS. At-Taubah [9]: 113).
Akhirnya kita memohon kepada Allah Ta’ala agar dihindarkan dari sikap loyalitas kepada orang-orang kafir. Semoga Alloh memudahkan kita dalam memahami al-Qur’an. Sehingga al-Qur’an menjadi pembela pada hari kiamat kelak, tidak menggugat kita pada kesempatan yang sangat mengerikan itu.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وآخر دهونا أن الحمد لله ربّ العالمين. 
 [Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi: 9 Tahun VI,]

Ramalan Benyamin Franklin Tentang Yahudi


BENYAMIN Franklin merupakan salah seorang penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (4 Juli 1776). Dia lahir di Milk Street, Boston, pada tanggal 17 Januari 1706 dari ayahnya yaitu Josiah Franklin yang menikah dua kali. Benjamin anak bungsu dari 17 bersaudara. Benjamin sudah tidak bersekolah di usia sepuluh tahun. Dua tahun kemudian ia magang di penerbitan milik James, kakaknya sendiri, yang menerbitkan surat kabar New England Courant. Di tempatnya bekerja, Benjamin menjadi kontributor dan kemudian editor. Suatu hari Ben bertengkar dengan Jamer, akhirnya Benjamin kabur ke New York, lalu ke Philadelphia pada Oktober 1723.
Benjamin Franklin merupakan tokoh Freemasonry London, yang menjalin kontak sangat dekat dengan Rothschild, otak dari pihak Konspirasi Yahudi Internasional.Namun karena lama kelamaan, setelah melihat dengan mata kepala sendiri berbagai perkembangan yang tidak menguntungkan Amerika Serikat, sebuah negara yang ikut dibidaninya, terutama terkait perkembangan kaum Yahudinya serta penguasaan kaum ini atas sendi-sendi perekonomian, maka Franklin sadar bahwa selama ini dia telah berbuat salah. Kaum Yahudi yang dulu begitu dekat dengannya ternyata tidak ubahnya lintah darat yang mampu menghisap dengan amat rakus dan buas, segala sumber daya alamdan manusia Amerika Serikat. Franklin pun berlepas diri dari gerakan Freemasonrydan berusaha dengan gigih, tak kenal takut, untuk memperingatkan rakyat Amerika Serikat tentang Bahayanya orang-orang Yahudi di Amerika.
Salah satu upaya Benjamin Franklin yang fenomenal dan dicatat dalam sejarah Amerika sendiri adalah surat ramalannya tentang Yahudi di Amerika, Inilah surat peringatan dari Benjamin Franklin:
“Di sana ada bahaya besar yang mengancam Amerika. Bahaya itu adalah orang-orang Yahudi. Di bumi manapun Yahudi itu berdiam, mereka selalu menurunkan tingkat moral, kejujuran dalam dunia komersial. Mereka hidup mengisolasi diri, dan berusaha mencekik leher keuangan pribumi, seperti yang terjadi di Portugal dan Spanyol.
Sejak lebih dari 1700 tahun, orang Yahudi mengeluhkan nasib yang mereka alami, karena mereka telah diusir dari bumi pertiwi. Perlu dikatahui wahai saudara sekalian, seandainya dunia berbudaya sekarang ini memberinya tanah Palestina, mereka segera mencari berbagai alasan untuk tidak kembali kesana. Mengapa? Mereka tidak lain adalah Vampir penghisap darah. Dan seekor vampire tidak akan bisa hidup dengan vampire lain. Orang Yahudi itu tidak bisa hidup dengan mereka sendiri. Mereka harus hidup dengan orang Kristen atau bangsa-bangsa yang bukan dari golongan mereka.
Jika orang Yahudi tidak disingkirkan dari Amerika dengan kekuatan Undang-Undang, maka dalam masa 100 tahun mendatang, mereka mereka akan menguasai dan menhancurkan kita dengan mengganti bentuk pemerintahan yang telah kita perjuangkan dengan pengorbanan darah, nyawa, harta dan kemerdekaan pribadi kita. Seandainya orang Yahudi itu tidak diusir dalam waktu 200 tahun mendatang, anak cucu kita nanti akan bekerja diladang-ladang untuk memberi makan orang-orang Yahudi itu. Sementara itu, orang Yahudi akan menghitung-hitung uang dengan tangan mereka di berbagai perusahaan keuangan.
Aku ingatkan anda sekalian. Kalau anda tidak menyingkirkan Yahudi untuk selamanya, maka anak cucu dan cicit kalian akan memanggil-manggil nama kalian dari atas liang kubur kalian kelak. Pikiran yang ada dibenak orang Yahudi tidak seperti yang ada pada orang Amerika. Meskipun mereka hidup bersama kita selama beberapa generasi, mereka tidak akan berubah sebagaimana macan tutul tidak bisa mengubah warna kulitnya. Mereka akan menghapus institusi kita. Oleh karena itu, mereka harus disingkirkan dengan konstitusi”
Surat ini ditulis oleh Benjamin Franklin berkenaan dengan Rencana Undang-Undang tahun 1789 dan dimuat dalam Charles Pinsky Journal, South Carolina. Teks aslinya sampai sekarang masih bisa dilihat di Franklin Institute Philadelphia, AS.
Sumber: William G. Carr, Gerakan Zionisme Menaklukan Dunia, Pustaka Al Kautsas dan  Eramuslim Digest Edisi 4
By Pizaro on April 19, 2013


Powered By Blogger

Entri Populer