Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Rabu, 08 Juni 2011

Artikel senyum/Articles smile

UNTUK UBAN
Seorang laki-laki memasuki apotek dan bertanya kepada apoteker:"Apakah engkau memiliki sesuatu untuk rambut putih?" Maka apoteker mejawab:"Ya aku punya, yaitu pemuliaan dan penghormatan." (Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 316)

AKU HANYA INGIN MEMECAHKAN TONGKAT
Seorang hakim bertanya kepada terdakwa:”Kenapa engkau memukul tetanggamu dengan tongkat?” Si terdakwa menjawab:”Aku tidak bermaksud memukulnya, aku hanya ingin memecahkan tongkatku saja.” (Ahlaa Ibtisaamaat: 270)

JANGAN KAU SEBUT NAMAMU
Seorang polisi menangkap seorang pencuri kelas kakap, di tengah perjalanannya menuju kantor polisi sang polisi bertanta kepada pencuri tersebut:”Siapa namamu?” Maka berteriaklah isteri pencuri yang berjalan di belakang keduanya:”Jangan kau beritahu namamu wahai Shabir!” (Ahlaa Ibtisaamaat: 270)

KALAU KAU MATI AKU AKAN MEMAAFKANMU
Seorang hakim berkata kepada terdakwa:”Pengadilan memutuskan hukuman 20 tahun kepada terdakwa.” Terdakwa pun berkata:”Akan tetapi aku adalah laki-laki tua, aku tidak bisa menjamin kalau aku bisa hidup dalam rentang waktu itu.” Hakim menjawab:”Tidak mengapa, nanti kalau kamu mati kami akan memaafkanmu.”(Ahlaa Ibtisaamaat: 300)

KAPAN ENGKAU MAKAN NAK?
Seorang tamu berkata:”Kapan engkau makan wahai anak kecil?” Si anak menjawab:”Segera setelah engkau pulang, paman.”(Ahlaa Ibtisaamaat: 297)

KELEDAI SALING MENGENAL
Seorang laki-laki kampung melewati sekelompok orang, dan ia menaiki keledai, maka salah seorang di antara mereka kepadanya:”Aku kenal keledaimu, tapi aku tidak mengenalmu.” Maka ia menjawab:”Sesama keledai saling mengenal.” (Ahlaa Ibtisaamaat: 300)

ITU BUKANLAH BUKTI YANG CUKUP
Seorang hakim bertanya kepada saksi:”Apakah engkau melihat tembakan?” Saksi menjawab:”Tidak, akan tetapi aku mendengarnya.” Hakim berkata:”Itu bukan bukti yang cukup.” Maka seketika itu juga saksi pun memutar badannya membelakangi hakim dan ia tertawa dengan tawa yang keras, maka hakim pun berkata:”Kenapa engkau tertawa?” Saksi menjawab:”Apakah anda melihat aku tertawa?” Hakim menjawab:”Tidak, akan tetapi aku mendengarnya.” Saksi pun berkata:”Itu bukan bukti yang cukup.” (Ahlaa Ibtisaamaat: 300)

RUMAH BARU
Seseorang mengirimkan surat kepada temannya, di dalamnya tertulis:”Aku akan membangun rumah baru dengan batu-batu dari rumah lama, dan aku kan tinggal di rumah yang lama sampai bangunan rumah yang baru jadi.” (Ahlaa Ibtisaamaat: 300)

TIDAK BISA BACA
Petugas perpustakaan berkata kepada anak ksecil:"Harap diam! Karena pengunjung perpustakaan tidak bisa membaca." Sang anak pun berkata:"Kasihan sekali mereka, sungguh aku sudah bisa membaca di usia delapan tahun." (Ahlaa Ibtisaamaat: 309)

INGATANKU KUAT
Ingatanku kuat sekali, hanya ada tiga hal saja yang aku tidak bisa mengingatnya:"Pertama, aku tidak bisa mengingat wajah, kedua aku tidak bisa mengingat-ingat nama dan yang masih ada ketiga, namun aku lupa apa itu." (Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 156

KALAU DIA MATI KABARI KAMI
Sebagian orang pandir menjenguk orang sakit, ketika hendak pulang mereka menoleh ke arah keluarga si sakit lalu berkata kepada mereka:"Jangan kalian lakukan sebagaimana apa yangkalian lakukan terhadap si Fulan, dia (Fulan) mati sedangkan kalian tidak mengabari kami. Apabila orang ini (si sakit) mati, maka kabarilah kami agar kami bisa menyolatinya." (Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 317)

SETENGAH BIAYA
Seorang laki-laki bertanya kepada temannya:"Sungguh aku tidak memiliki uang kecuali setengah dari hutangku yang aku pinjam dari tetanggaku, dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Padahal sudah dekat jatuh tempo pengembalian hutang itu." Temannya berkata kepadanya:"Tenang saja, utus anakmu dengan membawa setengah hutangnmu itu untuk membayarkannya. Karena anak kecil itu selalu membayar separuh (setengah). Kalau tidak percaya tanya pak kondektur angkutan umum."(Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 157)

MAINANKU PECAH
Seorang anak berkata kepada ibunya:"Anak tetangga telah memecahkan mainanku." Ibunya bertanya:"Bagaimana hal itu terjadi?" Sang anak menjawab:"Aku memukul kepalanya dengan mainanku."(Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 154-155)
Powered By Blogger

Entri Populer