Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Kamis, 24 Maret 2011

MENIKMATI AL-QUR’AN

Adalah Mush’ab bin Umair seorang pemuda tampan anak konglomerat yang sangat penasaran mendengar bahwa ada sebuah Islamic Home Schooling di Bukit Shofa tepatnya di rumah Arqom bin Abul Arqom yang dibina langsung oleh sang Al-Amin Muhammad SAW, Mush’ab segera bergegas ketempat tersebut ingin melihat dan mendengar secara langsung apa yang menjadi daya tarik Home Schooling tersebut, Mush’ab masuk dan menempati sudut ruangan perlahan dari hati dan lisan Muhammad SAW mengalir Ayat demi Ayat Al-Qur’an penuh dengan pesona menembus dada-dada para audien tak terkecuali Mush’ab. Hatinya sejuk bak tersiram embun seketika itu juga Mush’ab menyatakan keislamannya.

Dengan berislam Mush’ab semakin bijak dan cerdik, ditinggallah semua fasilitas kemewahan dari orang tuanya, dia rela memulai hidup baru dari nol, berpahit-pahit meninggalkan kemewahan sesaat, untuk mengemban tugas dari Rosulullah SAW sebagai Duta Besar ke Madinah, berdakwah mempersiapkan Madinah sebagai Kota Hijrah yang representatif.

Berbekal Ayat-Ayat Al-Qur’an yang telah terinstall dalam sanubarinya, Mush’ab semakin berwibawa dan disegani, dengan didampingi oleh sahabatnya As’ad bin Zurarah satu per satu kabilah-kabilah dan suku-suku didatangi untuk diajak sejenak mendengarkan keindahan Wahyu Al-Qur’an, hingga suatu ketika Mush’ab berdakwah di tengah orang-orang suku Abdul Asyhal, tiba-tiba sang Kepala Suku Usaid bin Hudhair dengan kemarahan yang membuncah mendatanginya sambil menghunus Tombak. “ Hai kamu pemuda bau kencur, berani-beraninya kamu hendak membodohi rakyat keci kami, pergi ! tinggalkan tempat ini jika tidak ingin nyawa kamu melayang “.

Mendengar ancaman sang Kepala Suku, Mush’ab tak bergeming sedikitpun, dengan ketenangan, ketulusan hati dan senyum manisnya, Mush’ab kemudian bernegosiasi dengan sang Kepala Suku, kata-kata yang sejuk dan manispun keluar dari bibirnya “ Bagaimana kalau kita duduk sejenak mendengarkan terlebih dahulu apa yang hendak kami sampaikan ? Jika nanti Anda tertarik, silahkan Anda dapat menerimanya, namun jika nanti Anda tidak suka, kami akan menghentikan apa yang tidak Anda sukai, bagaimana ? “.

“ Ok, baiklah “, kata Usaid yang kemudian duduk sambil meletakkan tombaknya. Mush’ab mulai membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan menguraikan dakwah yang dibawa oleh Rosulullah SAW. Bacaan dan uraian Wahyu yang meluncur dari hati dan bibir Mush’ab mengalir ke telinga menembus dada dan menerangi hati Usaid. Belum usai Mush’ab membaca dan memberikan uraiannya, tiba-tiba bibir Usaid bergetar dan berkata “ Alangkah indahnya kata-kata itu, tidak satupun ada kesalahan, Hai Pemuda, apa yang harus aku lakukan jika aku mau masuk Agama Muhammad ? “, “ Alhamdulillah, bersihkan pakaian dan badan Anda lalu ucapkanlah Asyhadu an laailaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rosulullah “, jawab Mush’ab. Seketika itu juga Usaid melaksanakannya.

Dilain peristiwa seorang Preman kelas kakap yang sangat disegani dan ditakuti, ia tidak segan membunuh siapa saja yang ia anggap layak dibunuh, dialah Umar bin Khothob, tak ada seorangpun berani melawannya, disebutkan namanya saja orang sudah gemetaran apalagi berhadapan dengannya, namun ternyata ada seorang wanita muda yang mampu melumpuhkan kebengisan sang Preman ini, dia tidak lain adalah Fatimah adik kandungnya sendiri.

Suatu hari ketika Umar bin Khothob pulang kerumah, sebelum masuk rumah dia mendengar lantunan bait-bait indah yang keluar dari mulut adiknya, diintipnya dari balik pintu ternyata adiknya membaca lembaran-lembaran yang dia tidak pernah tahu dan melihatnya namun dia menduga pasti itu adalah ajaran dari Muhammad, gemuruh kemarahan Umar seketika bangkit dan mendobrak pintu rumahnya, “ Hai perempuan kecil apa yang kau baca barusan, cepat serahkan kepadaku kalau tidak ingin kupatahkan tanganmu atau kusobek mulutmu “ bentak umar kepada adiknya Fatimah. “ oh tidak, lebih baik nyawaku melayang daripada harus menyerahkan lembaran Kitab ini kepada orang kotor seperti kamu “, jawab Fatimah tanpa rasa takut sedikitpun.

Dicengkeramlah kedua bahu fatimah lalu diangkatlah tubuhnya oleh Umar, “ Dasar perempuan, berani sekali kau melawanku, serahkan lembaran-lembaran Kitab itu atau aku banting tubuhmu ? “, kebengisan umarpun terpancing. “ Baiklah, tapi sebelum kuserahkan Lembaran Kitab ini, dengarkan dulu isinya, bagaimana ? “ nego Fatimah kepada kakaknya Umar “ , perlahan umarpun melepaskan cengkeramannnya, lalu mencoba duduk menuruti kemauan adiknya.

Mulailah Fatimah membuka lembaran Kitabnya, lalu membaca dengan penuh cinta dan ketulusan beberapa petikan Ayat dari Surat Thoha :( sebaiknya Anda buka Al-Qur’an dan membaca ayat-ayat dibawah ini

“ Thaha, Kami tidak Menurunkan al-Quran ini kepadamu agar engkau menjadi susah;

melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

diturunkan oleh (Allah) yang Menciptakan bumi dan langit yang tinggi,

(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang Bersemayam di atas Arasy.

Milik-Nya-lah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah.”. ……….( Thoha : 1-6 )

Begitu mendengar ayat-ayat tersebut mengalir sejuk menembus dada dan hati Umar yang telah membatu seketika itu juga hatinya mencair jernih, tanpa terasa buliran air mata Umar menetes dan semangat untuk mendatangi sumber ajaran tersebut sudah tak terbendung lagi, ia bangkit menuju Islamic Home Schoolingnya Rosulullah, sesampainya di depan pintu, dengan suaranya yang menggelegar dan gayanya yang khas sambil menngedor pintu, umar berteriak : “ Hai, buka pintunya cepat !, ini Umar datang mau ketemu Muhammad, cepat, cepat buka pintunya “. Serentak para Sahabat yang ada di dalam panic lalu bangkit menghunuskan pedangnya, “ Ya Rosul Umar bin Khothob datang, bagaimana ini ? “, “ sarungkan pedang kalian, sambut Umar dengan ramah dan senyuman, karena dia akan menjadi Sahabat kalian dan mengokohkan barisan kita “.

pintupun di buka, Umar langsung berlutut dihadapan Rosulullah SAW dan menjabat tangan Beliau “ Ya Muhammad, apa yang harus aku katakana kalau aku ingin jadi pengikutmu ?”. “ Alhamdulillah, Allahu Akbar, ucapkanlah ya Umar , Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rosulullah “, umarpun menirukannya dan bergemalah kumandang takbir Allahu Akbar berkali kali dari para sahabat yang hadir menyambut islamnya Umar, maka semakin kokohlah barisan dakwah Rosulullah SAW ketika itu.

Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang senantiasa dalam naungan Hidayah Allah SWT, seorang Preman hatinya bisa luluh karena mendengar Al-Qur’an, seorang konglomerat juga lunak dengan Al-Qur’an, demikian juga seorang budak dan orang-orang biasa pada umumnya semua tersentuh dan membenarkan Al-Qur’an yang dibacakan oleh Muhammad SAW dan para Sahabatnya. Dan yang tidak kalah penting bangsa JIN saja terpesona dengan Al-Qur’an,

“Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur’an lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan “. ( Q.S. Jinn : 1 )

Yah…. Jin saja terpesona mendengar Al-Qur’an dibacakan, bagaimana dengan kita ? peasaan apa ketika Mushab Al-Qur’an ada dihadapan kita, lalu kita pegang terus kita buka untuk membaca atau belajar ? baru juga beberapa ayat kita baca atau kita pelajari rasanya sudah jenuh dan matapun mengantuk bandingkan dengan kalau kita nonton Film atau Sinetron atau baca novel, satu jam lebih gak terasa.

Atau ketika kita mendengar bacaan Al-Qur’an / Murottal, berapa lama kita tahan mendengarkannya ? mungkin hanya beberapa menit saja kita tahan mendengarkannya itupun pikiran kita sudah panas dan makin tegang, bandingkan jika kita mendengarkan musik ? puluhan lagu berlalu tanpa terasa bahkan begitu nikmatnya hingga kaki, tangan dan mulut kitapun ikut bereaksi mengiringi irama lagu tersebut, lihatlah bagaimana reaksi penggemar pentas musik ! wow…. Benar-benar edan.

Sahabat, Apakah Al-Qur’an tidak seindah dan mempesona seperti dulu zaman Rosulullah ? mengapa kita tidak mampu menikmati keindahan, kesejukan dan kedahsyatan Al-Qur’an ? ada apa dengan diri kita ? atau ada apa dengan Al-Qur’an saat ini, adakah yang berbeda ?

Sahabat, Kitab Al-Qur’an bukanlah bacaan biasa, seperti kitab-kitab lain pada umumnya, Al-Qur’an adalah Kitab yang LUAR BIASA, maka cara menyikapinya juga harus Luar Biasa, coba mulai sekarang pandanglah Al-Qur’an dengan sudut pandang yang Luar Biasa

Yang pertama pandanglah Al-Qur’an sebagai MANUAL BOOK KEHIDUPAN, kita tahu Mobil, Motor, dan barang-barang elektronik lainnya, semua produk itu diciptakan dilengkapi dengan sebuah buku petunjuk pemeliharaan yang kita sebut Manual Book, demikian juga kita Manusia dan Alam Semesta ini ada dan diciptakan dilengkapi dengan Manulal Book yaitu Al-Qur’an, apa jadinya Manusia ini kalau tidak pernah mengerti Manual Booknya sendiri, lihatlah kerusakan Alam dan bejatnya Akhlaq manusia saat ini, mengapa Keluarga kita, masyarakat kita, Negara kita bahkan Dunia kita semakin berantakan saja ? tidak lain adalah karena kita kurang banyak mempelajari dan memahami Manual Book kita sendiri, bahkan cenderung makin menjauhinya.

Yang Kedua, pandanglah Al-Qur’an sebagai SURAT CINTA dari Sang Kekasih Sejati. Salah satu ekspresi cinta seseorang dengan yang lain adalah dituliskannya Surat Cinta yang indah walau kadang hanya imajinasi belaka, bagaimana perasaan kita ketika kita mendapatkan Surat Cinta atau SMS Cinta dari seseorang yang kita kagumi ? kita baca berkali-kali surat dan sms itu seolah-olah si dia ada dihadapan kita, gak ada bosan-bosannya bahkan kita ceritakan kepada keluarga dan orang-orang yang kita kenal, gara-gara surat cinta itu, kita jadi selalu ingat si dia, di WC ingat dia, mau makan ingat dia, mau tidur ingat dia bahkan mau sholatpun ingat dia.

Padahal Al-Qur’an adalah SURAT CINTA dari Sang Kekasih Sejati yang rela memberikan segala-galanya buat kita seumur hidup kita sampai mati kita bahkan sampai kita hidup kembali. Cobalah sesekali kita lihat dan kita rasakan bagaimana ‘Perasaan Allah’ terhadap kita, lihatlah Kata-kata CintaNYA, KerinduanNYA, KeindahanNYA dan KelembutanNYA semuanya tertuang di dalam SURAT CINTANYA ( Al-Qur’an )

Yang Ketiga, pandanglah Al-Qur’an sebagai KITAB SOLUSI, adakah diantara kita yang tidak punya masalah ? masalah pribadi, masalah keluarga, masalah bisnis, masalah kesehatan dan seabrek masalah lainnya, banyak diantara kita ketika dilanda masalah mencari solusi pintas ke Dukun, Paranormal, Guru Spiritual, Ustadz, Kyai, kita justru lupa mencari ke SUMBER SOLUSI yaitu di KITAB SOLUSI, tak ada satupun masalah yang tak dapat kita selesaikan kalau kita mau buka KITAB SOLUSI karena Penulis Kitab Solusi ini adalah Yang Membuat Masalah, kalau kita Tanya siapakah yang paling benar dalam menjawab soal-soal ujian di sekolah ? jawabnya ya pasti si pembuat soal ujian tersebut, bukan ?

Yang Keempat, Pandanglah Al-Qur’an sebagai PETA HIDUP kita, apa jadinya kalau kita menjelajah hutan yang masih gelap tanpa Peta ? atau kita mencari suatu tempat di sebuah wilayah yang kita belum pernah sama sekali melewatinya, jika tanpa bekal Peta ? tersesat ? pasti ! kalaupun sampai pasti butuh waktu yang lama dan bisa sampai kehabisan bekal lalu kita mati diperjalanan. Al-Qur’an adalah Peta, didalamnya menunjukkan mana Jalan yang Lurus dan mana Jalan yang Bengkok, mana Jalan Allah dan dimana Jalan Setan, mana Jalan ke Sorga dan mana Jalan ke Neraka, mana Jalan Kesuksesan dan mana Jalan Kegagalan, mana Jalan Keselamatan dan mana Jalan Kecelakaan, mana Jalan Kebahagiaan dan mana Jalan Kesengsaraan, semuanya ada di dalam Al-Qur’an Peta Hidup kita.


Sahabat, dengan Sudut pandang yang Luar Biasa seperti ini terhadap Al-Qur’an, barulah kita pahami betapa pentingnya Al-Qur’an dalam kehidupan kita, lalu apa strateginya agar kita dengan mudah menikmati Al-Qur’an ? ikuti Kisah dan Catatan Spiritual selanjutnya dengan Judul “ STRATEGI BELAJAR MENIKMATI AL-QUR’AN “.
Powered By Blogger

Entri Populer