Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Kamis, 14 Oktober 2010

JIL Versus Muhammadiyah bag.2

JIL Versus Muhammadiyah 2

Posted: September 11, 2010 by bangrahmat in Islam
Tag:, , ,

Oleh Rahmatullah HMHA Rasyid

Bedanya Muhammadiyah dan JIL, kalau Muhammadiyah bertajdid kultur, social-budaya, ekonomi, politik dan sebagainya yang berkaitan dengan keduniaan, akan tetapi JIL, yang ditajdid bukan hanya itu, wabil khusus bertajdid masalah akidah, syariah dan ibadah mahdhoh lainnya. Naudzu billahi mindzaalik.

Orang Islam non JIL boleh bertajdid masalah kultur (keduniaan), haram bertajdid akidah. Sesuai sabda Rasulullah SAW, antum a’lamu bi-umuuri dun-yaakum, kalian lebih tahu masalah keduniaan kalian. Jadi kita boleh bertajdid, berijtihad masalah duniawiyah. Adapun tentang akhirat dan keagamaan yang sifatnya akidah, syariah Islam dan hukum Islam hendaknya jangan. Karena bias-bisa kita terseret kepada faham JIL yang sekularistis, pluralistis dan liberalistis itu.

Dalam persoalan akidah, apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW, ikuti dan jalankan dengan bersamiknaa wa-atho’naa (kami dengan dan kami fatuhi tanpa reserve), dan hindari, serta jauhi apa-apa yang dilarang dan diharamkan Allah SWT dan Nabi-Nya.

Bahwa antara ‘kebenaran’ dan ‘sesat’ sudah jelas. Islam berdiri sendiri, dan faham Ahmadiyah berjalan di luar Islam (h XIX). Kelompok muda Muhammadiyah bukan thok yang bernaung di JIL, JIMM, akan tetapi masih banyak lagi kelompok muda Muhammadiyah yang konsisten dengan akidah ahlussunnah waljamaah (aswaja), seperti yang diamalkan pendirinya, KH Ahmad Dahlan Kauman Yogyakarta di Jawa.

Islam mau pun pemahaman Muhammadiyah tidak mengharamkan kebebasan berfikir. Islam dan Muhammadiyah membolehkannya, tapi khusus di bidang kultur (duniawiyah), seperti kesenian, ilmu pengetahuan, sosbudpol dan sebagainya yang tak keluar dari koridor Islam dan Sabda Nabi SAW antum a’lamu bi-umuuri dun-yaakum. Namun di tentang akidah/syariat/ibadah hak prerogative Allah SWT dan N Muhammad SAW.

Orang Muhammadiyah, atau siapa pun berhak berfree-thinking selama kebebasan berfikirnya itu tak menyalahi wet-wet Allah dan Rosul-Nya. Pada dasarnya bila kita memfree-thinking keduniaan, semuanya serba boleh, mubah dan jaiz, apa bila belum ada larangan agama, tapi bila telah divonis haram, tak boleh lagi atau jatuh haram melakukannya.

Demikian pula masalah akidah dan keagamaan, semuanya terlarang dan haram diamalkan, kecuali bila telah ada perintah (amar) dari Allah SWT dan Nabi-Nya. Daya upaya manusia merenewable pohon kayu jadi meubel, lemari, kursi, bangku, jembatan, rumah dan lain sebagainya hukumnya boleh demi kemanfaat manusia. Tapi kita terlarang mengacak-acak hokum dan peraturan agama (akidah/syariah/ibadah) (h XX).

Tokoh-tokoh penulis Islam seperti Adian Husaini, Hartono A Jaiz, Ismail Yusanto dan lain seterusnya konsisten kepada Islam, akan tetapi M Shofan (MS) yang mengklaim 2 tokoh di atas (Adian H dan Hartono AJ) sebagai ‘penghujat’ faham-faham nyeleneh JIL, dia, MS sebaliknya dengan enteng menghujat Al Imam Asy Syahid Sd Quthub yang dicapnya sebagai pentakfir (orang yang mengafirkan) orang-orang JIL. Padahal ketika (masa hidup) Asy Syahid Al Imam Sd Quthub, JIL Indonesia yang berpusat di Jakarta Timur belum lahir. Kelahirannya JIL bersamaan dengan kepulangan Prof Dr Noer Cholis Madjid dari Amerika (1968-1984).

MS menuduh Sd Quthub salah telah mentakfir masyarakat modern saat ini (di Amerika Serikat dan Eropah) melalui bukunya ‘Maallim fith Thooriq’, sebagai orang-orang kafir. Atau Sd Quthub mentakfir orang-orang di Indonesia atau Mesir (Timur Tengah) yang berfaham sekularis, liberalis, dan pluralis made in Barat dan Amerika Utara. Sd Quthub mempunyai dalil-dalil Qur-an-Sunnah otentik dengan mengotokritik umat Islam melalui buku-bukunya.

Bila MS begitu berani dan gegabah menghujat Sd Quthub yang syahid digantung Presiden Mesir Gamal Abdel Nasir atau pengaruh Negara-negara kafir seperti Amerika, Inggris dan Yahudi, sampai mati beliau mati di usianya yang ke-60-an, gara-gara beliau mengarang dan menulis buku-buku Islam bernuansa resistensi kepada Barat dan Amerika Utara, maka MS termasuk orang yang ‘songong’, ‘nyeloncong’ dan kurang ajar. Mana sanggup MS mengarang buku seperti Tafsir Quran buah karya Sd Quthub berjudul Fi Zilaalil Quran dan lain sebagainya. Dan mana mungkin MS berani mati seperti beliau yang digantung Gamal Abdel Naser antek-antek kolonialis dan sefaham dengan Kemal Attaturk, Presiden Turki sang algojo Syariat Islam dan Kekhalifahan Turki Utsmani tahun 1924. Barangkali juga mereka berdua sefaham dengan Presiden RI pertama yakni Ir HM Soekarno Presiden RI seumur hidup yang menggoreskan sejarah mengkerangkeng seluruh petinggi Partai Politik Islam Masyumi tahun 1960-an (h XXI).

MS juga memarginalkan ormas-ormas (organisasi massa) amar makruf nahyi mungkar seperti FPI (Front Pembela Islam), HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), MMI (Majelis Mujahiddin Indonesia semasa Ketum Ust Abu Bakar Baasyir), Ikhwanul Muslimin Indonesia dan lainnya yang dianggap ‘barang import’ dari Timur Tengah (Mesir).

Lalu, apakah JIL, kelompok-kelompok pluralis, liberalis, dan sekularis nggak mau mengaku bahwa mereka juga ‘barang import’ dari Amerika Utara, Eropah dan lain sebagainya? Perlu dipertanyakan kenapa MS dan kawan-kawan di JIL sampai begitu ngotot dan solot kepada gerakan-gerakan Islam non JIL?

Lahirnya Israel di tanah Palestina sejak 1948 antara lain karena gerakan-gerakan Islam yang nota bene dimusuhi MS dkk (Seperti Al-Ikhwanul Muslimun pimpinan Hasan Banna, dan Sd Quthub dll) diberangus penguasa, yang puncaknya ketika Sd Quthub divonis digantung sampai mati. Kini MS dkk sedang mengadili gerakan-gerakan Islam itu dengan tulisan-tulisan menghujat FPI, Lasykar Jihad, MMI, IM, HTI dan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar tidak mengandung unsur PORNOGRAFI dan SARA

Powered By Blogger

Entri Populer