Ketua
Yayasan Anak Bangsa Mandiri dan Berdaya, Fahira Fahmi Idris, mendapat kritikan
pedas dari kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Kritikan itu
diterimanya setelah anggota DPD terpilih ini menolak propaganda LGBT termasuk
dalam komik anak-anak yang sempat beredar di toko buku, termasuk salah satunya
komik berjudul My Wondering Body terbitan Elex Media.
"Saya
tidak membenci atau memusuhi LGBT. Saya menghargai eksistensi mereka tapi saya
menolak propoganda LGBT," ujar Fahira saat dihubungi ROL, Senin
(11/8).
Ia menyadari
penolakannya itu telah membuat kaum LGBT merasa hak-haknya dirampas. "Kaum
LGBT juga seharusnya sadar kalau hak-hak kita juga dirampas dengan beredarnya
komik-komik tersebut di toko buku, intinya kita harus sama-sama
toleransi,"
katanya.
Ia juga
mengatakan masyarakat hanya tidak ingin propaganda LGBT terus terjadi. Hal
tersebut dikarenakan dapat merusak ideologi Indonesia dan juga merusak tumbuh
kembang anak-anak Indonesia.
Ia
menambahkan langkah yang ia tempuh dalam melakukan penolakan LGBT tetap akan
terus dilakukan hingga terbentuknya UU yang melarang bentuk propaganda semua
hal yang tidak sesuai dengan Pancasila di media apapun, termasuk propaganda
LGBT.
"Saya
akan tuntaskan ini semua, tuntas hingga terbentuk UU," paparnya.