Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Rabu, 17 September 2014

hayooo siapa lagi ......



Penahanan tersangka Udar Pristono oleh Kejaksaan Agung (17/9/2014), disusul pernyataan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus tentang rencana penetapan tersangka baru dalam kasus korupsi Bus Trans Jakarta, menimbulkan spekulasi akan terjadi perubahan besar pada konstelasi politik Indonesia.

Spekulasi terjadi perubahan besar juga dikaitkan meletusnya Gunung Slamet, yang disering diartikan oleh sebagian kalangan Jawa secara mistis. Masyarakat Jawa banyak yang percaya, meletusnya Gunung Slamet selalu dikuti tragedi pada seorang pemimpin.


Pernyataan JAM Pidsus bahwa akan ada tersangka baru pada kasus korupsi Bus Trans Jakarta Dinas Perhubungan Pemda DKI Jakarta tahun anggaran 2013. Berdasarkan keterangan saksi dan bukti, tidak tertutup kemungkinan Michael Bimo Putranto dan Joko Widodo menyusul ditetapkan sebagai tersangka.


Michael Bimo Putranto, putra mantan walikota Solo Slamet Suryanto, dikenal dekat dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bimo Putranto pemasok bus merk Ankai untuk PT San Abadi, di mana bus Ankai itu digunakan oleh tiga perusahaan pemenang lelang Bus Busway Trans Jakarta, yang sekarang kasus korupsinya sedang ditangani Kejaksaan Agung.


Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meski sempat mengaku tidak mengenal Bimo Putranto, namun kemudian Joko Widodo meralat ucapannya itu. Bimo Putranto adalah teman karib Joko Widodo sejak di Solo. Bahkan, Bimo Putranto merupakan orang pertama yang mengusung Joko Widodo sebagai calon walikota Solo pada pilkada tahun 2005 untuk menggantikan Walikota Slamet Suryanto, ayah Bimo Putranto yang tidak dapat mencalonkan diri lagi sebagai calon walikota karena penetapan dirinya sebagai tersangka korupsi.


Bimo Putranto juga adalah mantan Ketua Tim Sukses Joko Widodo pada pilkada walikota Solo tahun 2005 dan 2010.


Peran sentral dan keterlibatan Bimo Putranto dalam korupsi pengadaan bus Trans Jakarta Dishub Pemda DKI Jakarta menurut para saksi, dimungkinkan karena adanya arahan dan perintah langsung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada Kepala Dishub DKI Udar Pristono dan pejabat-pejabat tinggi DKI Jakarta lainnya.


Berdasarkan keterangan saksi, keterlibatan Joko Widodo dalam korupsi Bus Trans Jakarta sangat nyata. Bahkan disebutkan, uang hasil kejahatan korupsi Bus Trans Jakarta itu digunakan Bimo untuk membayar berbagai keperluan Joko Widodo, antara lain : uang mahar pencapresan Joko Widodo kepada PDIP sebesar Rp 40 miliar, pembayaran biaya pencitraan Joko Widodo di sosial media sebesar Rp 25 miliar,  setoran kepada Gibran Rakabuming putra sulung Joko Widodo, dan lain-lain.


Apakah meletusnya Gunung Slamet akan mengakibatkan 'meletusnya' berbagai kejahatan korupsi Joko Widodo? Kita tunggu saja nanti.
Powered By Blogger

Entri Populer