Cerita Saya

Foto saya
Selalu belajar dan mencari ilmu yang berguna/bermanfaat untuk pribadi dan masyarakat.

Kamis, 18 September 2014

Fenomena obesitas dan Islam sebagai solusinya



Mengutip ulasan Akhi Abduldaem Al-Kaheel pada The Deen Show, Selasa (16/9/2014) bahwa, gula merupakan salah satu biang utama dari segala penyakit yang membahayakan manusia, salah satunya adalah obesitas. Sementara, faktanya, obesitas ternyata merupakan penyakit yang paling mengancam manusia secara sistemik di Amerika Serikat khususnya, dan dunia pada umumnya. Lantas bagaimana Allah subhanahu wata’ala menjadikan Islam sebagai solusi dari fenomena obesitas? Mari kita cermati telaah berikut ini dan semoga ada ibroh yang dapat diambil oleh Muslimin Indonesia. Bismillah.
Penulis, Akhuna Abduldaem berangkat dari sebuah trailer film berjudul “Fed Up”, yang diyakini telah mengguncang industri makanan di negara ponggah itu. Fed Up merupakan pukulan hebat atas segala sesuatu yang kita pikir kita ketahui tentang makanan dan berat badan.
Film ini juga mengungkapkan kampanye sesat industri makanan global selama 30 tahun. Praktik genosida lewat makanan itu dibantu oleh pemerintah AS, dengan cara menyesatkan dan membingungkan publik Amerika (sebagai laboratorium hidup), yang mengakibatkan salah satu epidemi kesehatan terbesar dalam sejarah.
Dengan mengulas fenomena yang disuguhkan melalui Fed Up, pihak The Deen Show mengajak kita untuk membuka mata akan bahaya yang senantiasa mengincar kaum Muslimin sedunia. Mereka menggugah kita untuk memperjuangkan keberlangsungan hidup generasi Muslim pelanjut risalah Rasulullah sholallahu ‘alayhi wasallam dengan jalan mengubah cara makan kita untuk selamanya.
pola makan yang salah menyebabkan obesitas dini
Apa itu obesitas?
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menghadirkan risiko bagi kesehatan. Ukuran populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI), berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter).
Seseorang dengan BMI 30 atau lebih umumnya dianggap termasuk obesitas. Seseorang dengan BMI sama dengan atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan.
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Setelah dianggap hanya menjadi masalah di negara-negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas sekarang secara dramatis meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya di perkotaan.
Fakta-fakta tentang obesitas
Menurut angka dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa (usia 15+) tergolong kelebihan berat badan dan paling sedikit 400 juta orang dewasa yang obesitas.
WHO memproyeksikan bahwa pada tahun 2015, sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan. Juga lebih dari 700 juta akan obesitas dan setidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan secara global pada tahun 2005.
Penyebab obesitas
Penyebab mendasar dari obesitas dan kelebihan berat badan adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi di satu sisi, dan kalori yang dikeluarkan di sisi lain. Peningkatan global dalam kelebihan berat badan dan obesitas yang disebabkan sejumlah faktor termasuk pergeseran global dalam diet (pola makan dan bahan makanan) terhadap peningkatan asupan makanan padat energi yang tinggi lemak dan gula namun rendah vitamin, mineral dan mikronutrien lain.
Hal ini juga disebabkan kecenderungan aktivitas fisik yang menurun karena pekerjaan yang sifatnya semakin menetap (dominan duduk di depan layar komputer atau mesin), perubahan moda transportasi, dan meningkatnya urbanisasi. Kurangnya minat dan waktu berolahraga juga termasuk pencetus utama obesitas.

risiko obesitas
Apa konsekuensi dari obesitas?
Kegemukan dan obesitas menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. Risiko meningkat secara progresif seiring dengan BMI yang meningkat. Meningkatnya indeks massa tubuh merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kronis seperti:
  • Penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke) dan menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, menewaskan 17 juta orang setiap tahun.
  • Diabetes, yang telah dengan cepat menjadi epidemi global. WHO memproyeksikan bahwa kematian akibat diabetes akan meningkat lebih dari 50% di seluruh dunia dalam 10 tahun ke depan.
  • Gangguan Muskuloskeletal, terutama osteoarthritis.
  • Beberapa kanker (endometrium, payudara, dan usus besar).
Obesitas adalah bahaya mendatang
“Merebaknya orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas merupakan tantangan kesehatan masyarakat dan pribadi yang paling signifikan yang dihadapi masyarakat kita. Dengan tindakan bersama seluruh pemerintah dan dengan lebar…,” kata Alan Johnson, sekretaris luar negeri Inggris untuk kementerian kesehatan. Ia menambahkan “Dengan tindakan bersama seluruh pemerintah dan dengan dukungan kelembagaan yang luas sejalan dengan tanggung jawab pribadi, saya yakin kita bisa melakukan apa yang belum negara lain lakukan dan membalikkan tren obesitas.”
Obesitas dan penyakit jantung
Dalam sebuah studi baru itu membuktikan bahwa persentase orang dewasa kelebihan berat badan dan obesitas di Amerika Serikat telah meningkat selama dua dekade terakhir. Hal tersebut mengganggu upaya untuk mengurangi faktor risiko penyakit jantung. Juga obesitas meningkat dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah memiliki tekanan darah dan kadar gula darah optimal. Studi lain menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang wajar dan terkontro dapat memperbaiki kerusakan jantung struktural pada pasien obesitas.
Para peneliti menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) periode 1988-2006, yang mewakili 8.264 pria dan wanita dewasa, berusia 20-85 tahun. Dipilihlah semua responden yang memiliki faktor risiko dengan profil lengkap atas tekanan darah mereka, gula puasa, low density lipoprotein (LDL atau kolesterol “buruk”) dan status merokok.
Alhasil, para peneliti telah menemukan bahwa selama periode ini, rata-rata indeks massa tubuh (BMI) meningkat 26,5-28,8 kg/m2, perubahan yang signifikan. Pada periode yang sama, jumlah orang dengan tekanan darah yang optimal menurun dari 48 persen di NHANES III, 1988-1994, menjadi 43 persen pada NHANES tahun 2005-2006, dan jumlah orang dengan glukosa puasa optimal menurun dari 67 persen menjadi 58 persen. Kedua tekanan darah dan glukosa darah terkait erat dengan obesitas dan ini tren yang merugikan melacak dengan perubahan berat badan.
Studi lain didanai oleh Donald W. Reynolds Yayasan (Las Vegas, Nevada) menunjukkan hubungan yang lebih kuat dari WHR (rasio pinggang-pinggul) dengan aterosklerosis subklinis dibandingkan dengan BMI atau WC (lingkar pinggang) berukuran besar. Maka semakin besar lingkar pinggang seseorang (perut buncit), semakin besar pula risiko penyakit jantung pada orang tersebut.
lingkar perut
Dalam analisis yang disesuaikan untuk faktor risiko kardiovaskular, WHR tetap independen terkait dengan aterosklerosis. Pinggang-pinggul rasio menunjukkan diskriminasi yang lebih baik dari aterosklerosis daripada baik BMI atau WC.
Temuan ini mendukung penggunaan WC dan WHR lebih dari BMI sebagai ukuran klinis obesitas dan menunjukkan bahwa beban peningkatan aterosklerosis dapat menjelaskan sebagian risiko kardiovaskular lebih mengancam orang-orang dengan obesitas.
Obesitas memicu Alzheimer?
Obesitas merupakan faktor risiko yang sangat besar untuk penyakit Alzheimer, sebagaimana dikatakan oleh para ilmuwan berikut.
“Obesitas merupakan faktor risiko yang sangat besar untuk penyakit Alzheimer” ujar Profesor Clive Ballard direktur penelitian di Alzheimer Society. Ia menambahkan “Orang-orang yang mengalami obesitas, 60 dua kali lebih mungkin untuk mengalami demensia pada saat mereka berusia 75 tahun.”
“Jika kita tidak hati-hati, mungkin akan ada 2 milyar atau 2.5 milyar orang yang memiliki demensia dalam jangka waktu 50 tahun. ini adalah kesempatan nyata untuk mengurangi angka itu.”
Sebagai solusinya, ia juga menegaskan bahwa penelitian telah menunjukkan olahraga teratur dan diet yang sehat secara substansial dapat mengurangi risikonya.
Sistem gizi dan Panjang Umur
Sebuah studi telah dipublikasikan di majalah Nature yang menegaskan bahwa ada hubungan antara sistem gizi dan panjang umur. Dimana kita sebagai Muslim tidak percaya ini, namun kita percaya bahwa nutrisi yang sehat adalah alasan di balik umur panjang, sebab takdir Allah ada di atas segalanya.
Studi ini menunjukkan pentingnya menjaga berat badan alami untuk mendapatkan umur panjang sebagai protein (IRS2) mempengaruhi transmisi insulin sel-sel otak.
Prof. Maurice Putih di Howard Hughes Medical Institute mengatakan bahwa cara sederhana untuk mendapatkan umur panjang adalah mengurangi insulin dalam darah dengan berolah raga dan mengikuti sistem gizi sehat sehingga otak akan kurang terkena insulin.
Banyak makan mengakibatkan krisis sumber daya alam
Hari ini, para ilmuwan percaya bahwa obesitas memiliki efek buruk pada krisis pangan global dan perubahan lingkungan karena orang gemuk kebanyakan mengkonsumsi kalori 18% dari rata-rata alami. Hal ini, lebih menguras sumber daya alam lebih banyak daripada orang yang bernafsu makan biasa saja.
Tak heran dalam Islam, nafsu makan berlebih tergolong pada sikap isrof, yang diartikan sebagai berlebih-lebihan. Padahal berlebih-lebihan dikatagorikan sebagai sifat temannya setan. Na’udzubillahi min dzalik.
Sejalan dengan itu, para peneliti mengatakan bahwa mengkonsumsi banyak makanan berarti memakan bahan bakar lebih untuk menghasilkan lebih banyak makanan. Selain itu, orang gemuk juga membutuhkan metode transportasi untuk bergerak yang membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan uang.
Solusi barat berkenaan masalah ini disampaikan Phil Edwards, salah satu peneliti. Ia mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengurangi polusi dan konsumsi bahan bakar adalah untuk membuat orang berjalan dan bergerak dengan mengendarai sepeda juga dengan mengurangi penggunaan mobil.
Solusi prefentif dan kuratif dari Al-Qur’an dan Sunnah
Maasyaa Allah, tak perlu risau kita dengan ancaman yang terpapar di atas, karena kita adalah Muslim. Alhamdulillah. Mengapa?
Sebab, sperti biasa Allah subhanahu wata’ala dalam kitab-Nya yang kudus mendahului semua ilmuwan dan peneliti dalam memecahkan masalah kemanusiaan yang beragam dan mengancam itu.
Sebagaimana firman Allah,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan . Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” ( QS: Al A’raf: 31)
Di sini Allah azza wajalla memberitahu kita bahwa pemborosan dalam makanan dan minuman adalah dosa yang harus dihindari oleh Ummat Islam.
Dalam Islam Allah Ar-Rozaq memerintahkan kita untuk membuat takaran dalam segala hal. Bahkan dalam makanan dan minuman sebagaimana Dia yang mahakuasa menggambarkan tentang ibadurrahman, bahwa,
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Q.S. Al-Furqan: 67)
Dalam banyak ayat Allahu Rozaq menyarankan kita untuk tidak melakukan pemborosan karena Dia mengatakan bahwa,
“Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa,dan yang tidak serupa. Makanlah dari buahnya bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya. Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al An’am : 141-142)
Di sisi lain, Nabi Muhammad Sholallahu ‘alayhi wasallam meminta kita untuk tidak makan terlalu banyak saat ia mengatakan:
“Janganlah sekali-kali makan dan minum terlalu kenyang karena sesungguhnya hal tersebut dapat merusak tubuh dan dapat menyebabkan malas mengerjakan shalat, dan sederhanakan kalian dalam kedua hal tersebut, karena sesungguhnya hal ini lebih baik bagi tubuh, dan menjauhkan diri dari sifat israf (berlebihan).” (H.R.Bukhari)
Tidaklah anak Adam memenuhi tempat yg lebih buruk daripada perutnya, ukuran bagi (perut) anak Adam adl beberapa suapan yg hanya dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika jiwanya menguasai dirinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum & sepertiga untuk bernafas. [HR. ibnumajah No.3340].
Aturan kenabian ini dianggap sebagai salah satu dari dasar-dasar kedokteran modern yang menunjukkan ketulusan Nabi. Terlebih semua apa yang dikatakan Beliau sholallahu ‘alayhi wasallam adalah merupakan inspirasi dari Allah yang tidak dikarangnya sendiri, maka meneladani semua tindakannya merupakan solusi yang diridhoi Allah subhanahu wata’ala.
Berjalan ke masjid, memanah, berkuda dan berenang, solusi obesitas sesuai sunnah
Abu Hurairah radhi Allohu’anhu dengan dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim no. 1553)
Selain itu, Rasulullah juga mencontohkan berlatih olahraga seperti memanah, berkuda dan berenang kepada ummatnya. Melalui kegiatan fisi ini, selain menjadi sebuah persiapan berjihad, seorang Muslim juga beroleh manfaat sehat daripadanya.
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (HR. Ahmad : 16699)
Setiap sesuatu yang tidak termasuk mengingat Allah, ia merupakan permainan yang sia-sia kecuali empat hal ; seorang lelaki berjalan di antara dua tujuan (untuk memanah), melatih berkuda, bermesraan dengan keluarga, dan mengajarinya berenang.(Hadis Riwayat At-Thabrani)

Nasihat Khalifah Umar bin Khattab tentang perut buncit
Dalam salah satu scene pada film “Omar”, terdapat sebuah nasihat menarik bagi kita semua.
Ketika Umar bin Khattab radhi Allahu’anhu sedang berjalan dan bertemu seseorang laki-laki setengah baya dengan perut buncitnya kemudian Khalifah Umar bertanya,
“Hei, ada apa dengan perut mu ini?”
Laki-laki setengah baya berkata, “ini tanda kemakmuran.”
Lalu Khalifah Umar memanggil kaumnya di sekitar itu, “Wahai umat manusia, janganlah makan terlalu banyak sehingga perut kalian seperti ini (sambil menunjuk ke perut pria itu), kalian akan sulit untuk beribadah, dan akan menimbulkan sifat boros.”
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/09/18/fenomena-obesitas-dan-islam-sebagai-solusinya.html#sthash.55ieUohW.dpuf

Powered By Blogger

Entri Populer